Jumat, 16 Mei 2008

HAK-HAK NABI MUHAMMAD SAW DARI UMATNYA

Banyak diantara mereka yang mengaku cintai kepada nabi Muhammad saw, salah dalam manafsirkannya. Mereka mencintai nabi, tetapi mereka melakukan apa yang tidak diperintahkan oleh yang dicintai. Maulid nabi misalnya, perayaan ini dilakukan oleh sebagian umat Islam –Indonesia- dengan dalih kecintaan mereka terhadap nabi saw. Tapi pada kenyataannya terkadang perayaan-perayaan tersebut lebih banyak mudharatnya daripada manfaat itu sendiri.

Cinta itupun didefinisikan apa-apa yang diperintah, ajarkan akan kita turuti tanpa membantah sedikitpun, dan menghindari sikap apa-apa yang ia benci, serta menampilkan yang terbaik dari kita untuk orang yang dicintai. Berarti untuk membuktikan rasa cinta kita terhadap nabi Muhammad saw, terlebih dahulu kita mengetahui apa yang nabi saw inginkan dari kita. Atau sebut saja hak nabi saw dari kita umatnya yang harus kita penuhi. Hak-hak tersebut diantaranya

1. Beriman dan tidak ragu kepada Allah dan rasul-Nya.

“Itu adalah ayat-ayat dari Allah, Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.” (TQS. al-Baqarah[2]:252). “Itu adalah ayat-ayat dari Allah, Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.” (TQS. al-Hujurat[49]:15)

Peringatan terhadap orang yang tidak beriman kepada Allah swt dan rasul-Nya, terdapat dalam terjemah al-Qur’an surat al-Fath[48]:13
“Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.”

2. Mengikuti beliau dan mengamalkan kebenaran yang beliau bawa dan meninggalkan kebathilan yang beliau larang.

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (TQS. Ali-Imran[3]:31)
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.” (TQS. Al-A’raf[7]:157)
“Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk." (TQS. Al-A’raf[7]:158

3. Membenarkan berita yang beliau saw bawa.

“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (TQS. Al-Hasyr[59]:7)

Dari Abu Sa’id al-Khudri ra dia berkata: ”Rasulullah saw bersabda:”...Tidaklah kalian percaya kepadaku sedangkan aku adalah kepercayaan Dzat yang di atas langit? Berita dri langit mendatangiku setiap pagi dan sore...” (HR. Bukhari:4094 dan Muslim:1064).

4. mencintainya melebihi dari kecintaan kita kepada diri sendiri, harta, orang tua, anak dan manusia seluruhnya.

“Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (TQS. at-Taubah[9]:24)

Dari Anas bin Malik ra dia berkata: “Nabi saw bersabda: “ Tidaklah beriman seseorang hingga aku lebih dicintai daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari:15 dan Muslim:44). Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Rasulullah saw bersabda:”Maka demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, tidaklah beriman seseorang hingga aku lebih dicintai daripada orang tuanya dan anaknya.” (HR. Bukhari:14)

Dari Abdullah bin Hisyam ra dia berkata: “Dulu kami kami pernah bersama Nabi saw dalam keadaan beliau memegang tangan Umar bin Khathab. Lalu Umar berkata kepada beliau:”Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih kucintai daripada segala sesuatu kecuali diriku sendiri.” Maka Nabi saw bersabda: “Tidak(tidak benar kecintaanmu kepadaku), demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, hingga aku lebih kau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka Umar berkata kepada beliau: “Sekarang demi Allah, sungguh engkau lebih kucintai daripada diriku sendiri.” Lalu Nabi saw bersabda: “Sekarang wahai Umar (telah benar kecintaanmu kekpadaku).” (HR. Bukhari:6257)

5. Mendahulukan ucapan Beliau saw diatas ucapan siapapun dari kalangan manusia.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (TQS. al-Hujurat[49]:2)

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (TQS. Muhammad[47]:33). “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.” (TQS. al-Ahzab[33]:57)

6. Mengagungkan, memuliakan dan menghormati beliau dan yang dibawa oleh beliau dari sisi Allah yaitu Al-Qur’an dan sunnah yang suci. Hal itu tidak akan terjadi kecuali dengan mengamalkan dan mencintai keduannya lebih dari kecintaan diri sendiri.

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (TQS. al-Fath[48]:8-9). Makna ta’zir dan tauqir adalah menta’zirnya. Berkata Ibnu Abbas ra dan yang lainya” “(makna menta’zirnya adalah) mengagungkannya.” Sedangkan mentauqirnya yaitu menghormati, memuliakan dan mengagungkannya, sebagaimana dalam tafsir Ibnu Katsir tentang ayat ini.

Allah swt berfirman: ”Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Quran) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (TQS. at-Taghaabun[64]:8). Dan juga firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (TQS. al-Ahzab[33]:70-71)

7. Wajib ittiba’ (mengikuti) dan taat kepadanya dan kembalikan segala perdebatan kepadanya (al-Qur’an dan as-Sunnah).

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (TQS. an-Nisa’[4]:59)
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya),” (TQS. al-Anfal[8]:20).
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (TQS. al-Ahzab[33]:70-71)
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (TQS.al-Ahzab[33]:36).
“Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." (TQS. an-Nuur[24]:54).
“Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (TQS. an-Nisa’[4]4:13-14).
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (TQS. an-Nisa’[4]:80)

8. Menjadikannya sebagai teladan.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (TQS. al-Ahzab[33]21)
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (TQS. al-Kahfi[18]:110)

9. Bershalawat kepadannya (sesuai yang diajarkannya, bukan dengan shalawat-shalawat yang bid’ah).

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (TQS. al-Ahzab[33]:56)

Itulah segelintir dari sebagian ayat-ayat yang membicarakan tentang ittiba’ dan taat kepada Allah swt dan Rasulullah saw. Menurut Imam Ahmad ada 33 ayat, sedangkan menurut Ibnu Taimiyah ada 40 ayat dalam al-Qur’an (Majmu’ Fatawa(XIX/83).

Yang perlu digaris bawahi adalah, bahwa mencintai Nabi saw dapat diwujudkan dengan upaya kita melanjutkan pejuangan Rasulullah saw dengan metode dakwah yang beliau contohkan. Walaupun mempertaruhkan harta, keluarga bahkan nyawa bukan menjadi suatu hambatan kita dalam mewujudkan cinta. Itulah cinta.

Omong kosong bila kita mengaku cinta kepada Allah swt dan Rasul-Nya, tetapi kita tidak mau menjalankan syari’atnya dan memperjuangkannya. Terlebih lagi ada sebagian yang mengikuti dan sebagian ditinggalkan. Karena perayaan bukanlah wujud daripada cinta. Mari kita cintai nabi Muhammad saw sesuai dengan yang diajarkannya. Wallahu ‘alam bi ash-shawab

(Ustad Agus-Pengajar di Masjid Babuttaubah-Kemang Pratama)

Tidak ada komentar: