Jumat, 16 Mei 2008

Nasib Ahmadiyah dan Kritik Wacana Agama

Nasib Ahmadiyah dan Kritik Wacana Agama

Oleh: Masnun Tahir*

Di penghujung tahun 2007, sejarah hubungan umat beragama masih mencatat adanya gesekan yang berujung kekerasan atas nama agama. Ironisnya, konflik antar agama yang terjadi di negeri ini tidak lagi terjadi antar agama tetapi terjadi intern agama. Salah satu contoh adalah pengusiran dan perusakan rumah tinggal dan tempat ibadah warga Ahmadiyah di Lombok NTB beberapa waktu lalu. Dampak dari kejadian itu, hingga kini masih dirasakan oleh warga yang mengaku “pengikut Mirza Gulam Ahmad� ini.

Ketika saya mengunjungi pengungsian pengikut jama'ah Ahmadiyah di Lombok beberapa waktu lalu, perasaan miris muncul saat penuturan jujur keluar dari mulut para jama'ah Ahmadiyah “banyak keluarga kami yang kini terpaksa harus kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian dan semua ketentraman yang kami bangun selama ini. Anak-anak kami kini tak lagi bisa sekolah. Istri-istri kami tak leluasa lagi pergi ke tempat-tempat umum, seperti pasar. Takut dan malu�.

“Mengerikan� pikir saya, agama yang sejatinya diharapkan mampu menjadi pengayom, pemberi rasa aman, penebar kedamaian di bumi, kini justru berubah menjadi api pemantik kebencian dan permusuhan di kalangan penganutnya. Namun mengapa kadang iman gagal mencapai mokhsa di lingkungan pengikutnya?. Seperti yang dikatakan Friedrich Nietzsche, salah seorang pembaharu filsafat teologi yang paling terkemuka akhir abad ke sembilanbelas, ia melihat ada realitas yang mengerikan tentang apa yang disebut “agama� pada masanya. Kancah perang dan peran sebagai media untuk saling membenci banyak diprakarsai oleh operasionalisasi agama. Agama tidak hadir sebagai sosok humanis dan menghargai kehidupan manusia. Nietzsche mengambil kesimpulan bahwa kesadaran historis yang bersifat warisan dalam beragama. Agama telah berkarat. Gott ist tot , “Tuhan telah mati�, kata-kata yang paling populer darinya ketika memaknai gejala (penindasan, kekerasan dan diskriminatif atas nama agama) eksploitatif, holocaust, dan misoginis yang diperankan agama.

Kekerasan terhadap jama'ah ini bukan sekali terjadi. Ketika maraknya demo anti Ahmadiyah sekitar Agustus 2005 saya pernah diundang untuk ceramah dalam tablig Akbar di Masjid Jami' Kabupaten Lombok Tengah oleh panitia yang mengatasnamakan diri AMANAH (Aliansi Masyarakat Anti Ahmadiyah). Dari TOR yang mereka sodorkan, saya memahami bahwa tujuan penyelenggaran tablig itu ialah ajakan untuk merapatkan barisan menghujat Ahmadiyah, tetapi saya menolak hadir dengan memberikan berbagai argumen. Saya mencoba memberikan penjelasan bahwa banyak ayat al-Qur'an yang memberikan kebebasan beragama dan tidak ada jalan pemaksaan apalagi kekerasan dalam Islam, saya juga mencontohkan sikap dua figur ulama kharismatik di Pulau Lombok seperti; al-Magfurlahu TGH. M.Zainuddin Abdul Madjid (Pendiri NW) dan TGH. M.Faisal (Pembawa NU ke Lombok) terhadap jamaah Ahmadiyah ini. Dua tokoh yang sangat dihormati oleh Gus Dur ini sepengetahuan saya belum pernah berfatwa tentang sesatnya Ahmadiyah, apalagi sampai mengajak dan mobilisasi umat untuk menyerang mereka. Hal ini dibuktikan adanya masjid Ahmadiyah di jalan Sudirman Pancor tidak jauh dari kantor sekretariat PBNW, begitu juga di Praya para jamaah fanatik TGH. Faisal memberikan kebebasan kepada jama'ah Ahmadiyah untuk menjalankan ibadahnya.

Nasib jama'ah Ahmadiyah di Pulau Lombok, mengingatkan saya pada perlakuan masyarakat kepada aliran yang “berlawanan� dengan agama mainstream seperti Islam Wetu Telu. Sekedar informasi tambahan, sebagai kelompok minoritas, keberadaan Islam Wetu Telu ditekan oleh tiga lapis “penindasan� sekaligus, yakni arus modernitas, penetrasi aktif dakwah Islamiyah yang tak kunjung surut, dan implikasi massif dari kebijakan politik khususnya program transmigrasi. Penganut Islam Wetu Telu yang tersisa saat ini semakin terpencil dari komunitas besar etnis Sasak (Islam Wetu Lima) dan distigma sebagai tingkatan masyarakat yang “ketinggalan zaman� dan secara teologis “sesat� dan karenanya perlu diluruskan.

Saya melihat kasus Ahmadiyah ini merupakan masalah pergulatan klaim kebenaran yang biasa terjadi sepanjang sejarah antara kalangan tekstualis, konservatif dan inovatif, arabis dan kultural, dan antar berbagai varian Islam lain. Disinilah sebenarnya kritik wacana agama dan pemahaman yang utuh dan tidak tunggal tentang agama dibutuhkan.

Salah satu perbedaan dalam memahami agama juga diakibatkan oleh perjumpaan (encounter) berbagai tradisi kesejarahan agama. Di dunia global ini, sesuatu yang tak dapat dibantah adalah pemeluk agama akhirnya mencoba merumuskan konsep moralitas baru. Pertama , (lebih inklusif dalam relasi beragama) masalah moral internal suatu agama yang memiliki legitimasi objektif tentang sisi-sisi keyakinan dirinya terkait dengan hal yang tak dapat dihindari sebagai entitas eksklusif. Kedua , (bersama-sama merumuskan penyelesaian masalah-masalah umat beragama) rumusan agama-agama mencari kerangka minimal untuk bergerak secara bersama-sama menghadapi tantangan kegelisahan umat masing-masing. Dan ketiga , (bersikap bijaksana/fleksibel terhadap arus globalisasi) membiarkan dengan penuh tanggung jawab pada agama agar berada di kolam besar globalisasi berdasarkan sisi kelenturan dan pluralitasnya. Hal ini tentu sebagai cara menguji eksistensi agama. Dengan demikian umat beragama seharusnya tidak mengkafirkan atau mengklaim Ahmadiyah sebagai golongan sesat karena bisa jadi mereka lebih mulia dan lebih Islam di hadapan Tuhan (kufrun indan nass wa lakin mukmin indallah). Pertanggung-jawaban seorang kepada Tuhannya memiliki nilai privasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu, ukuran seseorang dinilai beriman ataukah kafir terhadap suatu keyakinan tidak dapat dinilai oleh orang lain.

Saya sangat menyayangkan Fatwa MUI beberapa waktu yang lalu yang menganggap Ahmadiyah sebagai aliran sesat dan seharusnya kembali kepada kemurnian Islam atau membentuk agama baru. MUI pernah berfatwa dua kali tentang keberadaan Ahmadiyah yaitu tahun 1984 dan tanggal 29 Juli 2005. Inti fatwanya bahwa Ahmadiyah keluar dari Islam, sesat dan menyesatkan. Fatwa MUI inilah yang dijadikan dalil pembenar bagi sekelompok orang untuk melabelkan sesat dan bahkan mengusir serta membakar rumah dan tempat ibadah mereka. Klaim “sesat� ini lalu berujung pada pengajuan opsi terbatas bagi jemaat Ahmadiyah: menyesuaikan ajarannya dengan keyakinan umum umat Islam atau keluar dari Islam dan membikin agama baru. Ini logika teologis dan solusi klise yang rutin dilansir para ulama, terkhusus mereka yang terhimpun di MUI, dan kemudian dipegangi para pejabat lokal maupun nasional. Padahal bagi saya, nilai kebenaran masing-masing keyakinan sejatinya setara. Oleh karena itu, salah satu keyakinan tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk menilai benar tidaknya keyakinan lain, meski keyakinan pertama ini di anut oleh mayoritas karena apabila dilihat secara epistemologis, suatu keyakinan tak lebih merupakan hasil pemahaman, produk pemikiran yang bersifat ijtihadi, sebuah tafsir terhadap doktrin pokok.

Menyikapi pluralitas keyakinan keagamaan dengan kekerasan seperti pada kasus Ahmadiyah bukan pilihan yang bijaksana, bahkan kontraproduktif dengan pesan dasar Islam sebagai agama penebar kasih dan rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin). Oleh karena itu, jika kita masih memandang keyakinan teologis Ahmadiyah “salah� atau “sesat�, sikap terbaik adalah menjalankan dakwah ke tengah mereka dengan cara-cara tanpa kekerasan, fisik maupun non-fisik. Menyampaikan dakwah dengan hikmah dan kebijakan seperti yang pernah dilakukan Rasulullah ketika berdiskusi dengan orang Kristen dan Nazrani mengatakan, “Mari kita diskusi, berbincang-bincang siapa tahu ada kebenaran di kami atau di anda�.

Selain itu di dalam al-Qur'an Allah menawarkan setidaknya tiga pilihan metodis dalam mengajak manusia ke jalan kebenaran, yakni
(1) menjelaskan al-hikmah;
(2) mengetengahkan petunjuk atau nasihat yang baik (al-ma'izah al-hasanah); dan
(3) melangsungkan mujadalah (dialog) dengan cara terbaik.
Ketiganya harus dijalankan dengan cara–cara simpatik (ahsan), lemah lembut, tanpa memaksa sebagaimana tercermin pada kata “ajaklah� atau “serulah� di awal ayat. Tak ada indikasi implisit atau apalagi eksplisit di ayat tersebut atau ayat-ayat lain, yang menganjurkan cara-cara kekerasan, misalnya paksalah, serbulah, bubarlah, atau bunuhlah. Semoga.

*) Dosen IAIN Mataram dan Wakil Katib Syuriah PWNU NTB

HAK-HAK NABI MUHAMMAD SAW DARI UMATNYA

Banyak diantara mereka yang mengaku cintai kepada nabi Muhammad saw, salah dalam manafsirkannya. Mereka mencintai nabi, tetapi mereka melakukan apa yang tidak diperintahkan oleh yang dicintai. Maulid nabi misalnya, perayaan ini dilakukan oleh sebagian umat Islam –Indonesia- dengan dalih kecintaan mereka terhadap nabi saw. Tapi pada kenyataannya terkadang perayaan-perayaan tersebut lebih banyak mudharatnya daripada manfaat itu sendiri.

Cinta itupun didefinisikan apa-apa yang diperintah, ajarkan akan kita turuti tanpa membantah sedikitpun, dan menghindari sikap apa-apa yang ia benci, serta menampilkan yang terbaik dari kita untuk orang yang dicintai. Berarti untuk membuktikan rasa cinta kita terhadap nabi Muhammad saw, terlebih dahulu kita mengetahui apa yang nabi saw inginkan dari kita. Atau sebut saja hak nabi saw dari kita umatnya yang harus kita penuhi. Hak-hak tersebut diantaranya

1. Beriman dan tidak ragu kepada Allah dan rasul-Nya.

“Itu adalah ayat-ayat dari Allah, Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.” (TQS. al-Baqarah[2]:252). “Itu adalah ayat-ayat dari Allah, Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.” (TQS. al-Hujurat[49]:15)

Peringatan terhadap orang yang tidak beriman kepada Allah swt dan rasul-Nya, terdapat dalam terjemah al-Qur’an surat al-Fath[48]:13
“Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.”

2. Mengikuti beliau dan mengamalkan kebenaran yang beliau bawa dan meninggalkan kebathilan yang beliau larang.

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (TQS. Ali-Imran[3]:31)
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.” (TQS. Al-A’raf[7]:157)
“Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk." (TQS. Al-A’raf[7]:158

3. Membenarkan berita yang beliau saw bawa.

“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (TQS. Al-Hasyr[59]:7)

Dari Abu Sa’id al-Khudri ra dia berkata: ”Rasulullah saw bersabda:”...Tidaklah kalian percaya kepadaku sedangkan aku adalah kepercayaan Dzat yang di atas langit? Berita dri langit mendatangiku setiap pagi dan sore...” (HR. Bukhari:4094 dan Muslim:1064).

4. mencintainya melebihi dari kecintaan kita kepada diri sendiri, harta, orang tua, anak dan manusia seluruhnya.

“Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (TQS. at-Taubah[9]:24)

Dari Anas bin Malik ra dia berkata: “Nabi saw bersabda: “ Tidaklah beriman seseorang hingga aku lebih dicintai daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari:15 dan Muslim:44). Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Rasulullah saw bersabda:”Maka demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, tidaklah beriman seseorang hingga aku lebih dicintai daripada orang tuanya dan anaknya.” (HR. Bukhari:14)

Dari Abdullah bin Hisyam ra dia berkata: “Dulu kami kami pernah bersama Nabi saw dalam keadaan beliau memegang tangan Umar bin Khathab. Lalu Umar berkata kepada beliau:”Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih kucintai daripada segala sesuatu kecuali diriku sendiri.” Maka Nabi saw bersabda: “Tidak(tidak benar kecintaanmu kepadaku), demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, hingga aku lebih kau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka Umar berkata kepada beliau: “Sekarang demi Allah, sungguh engkau lebih kucintai daripada diriku sendiri.” Lalu Nabi saw bersabda: “Sekarang wahai Umar (telah benar kecintaanmu kekpadaku).” (HR. Bukhari:6257)

5. Mendahulukan ucapan Beliau saw diatas ucapan siapapun dari kalangan manusia.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (TQS. al-Hujurat[49]:2)

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (TQS. Muhammad[47]:33). “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.” (TQS. al-Ahzab[33]:57)

6. Mengagungkan, memuliakan dan menghormati beliau dan yang dibawa oleh beliau dari sisi Allah yaitu Al-Qur’an dan sunnah yang suci. Hal itu tidak akan terjadi kecuali dengan mengamalkan dan mencintai keduannya lebih dari kecintaan diri sendiri.

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (TQS. al-Fath[48]:8-9). Makna ta’zir dan tauqir adalah menta’zirnya. Berkata Ibnu Abbas ra dan yang lainya” “(makna menta’zirnya adalah) mengagungkannya.” Sedangkan mentauqirnya yaitu menghormati, memuliakan dan mengagungkannya, sebagaimana dalam tafsir Ibnu Katsir tentang ayat ini.

Allah swt berfirman: ”Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Quran) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (TQS. at-Taghaabun[64]:8). Dan juga firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (TQS. al-Ahzab[33]:70-71)

7. Wajib ittiba’ (mengikuti) dan taat kepadanya dan kembalikan segala perdebatan kepadanya (al-Qur’an dan as-Sunnah).

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (TQS. an-Nisa’[4]:59)
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya),” (TQS. al-Anfal[8]:20).
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (TQS. al-Ahzab[33]:70-71)
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (TQS.al-Ahzab[33]:36).
“Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." (TQS. an-Nuur[24]:54).
“Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (TQS. an-Nisa’[4]4:13-14).
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (TQS. an-Nisa’[4]:80)

8. Menjadikannya sebagai teladan.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (TQS. al-Ahzab[33]21)
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (TQS. al-Kahfi[18]:110)

9. Bershalawat kepadannya (sesuai yang diajarkannya, bukan dengan shalawat-shalawat yang bid’ah).

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (TQS. al-Ahzab[33]:56)

Itulah segelintir dari sebagian ayat-ayat yang membicarakan tentang ittiba’ dan taat kepada Allah swt dan Rasulullah saw. Menurut Imam Ahmad ada 33 ayat, sedangkan menurut Ibnu Taimiyah ada 40 ayat dalam al-Qur’an (Majmu’ Fatawa(XIX/83).

Yang perlu digaris bawahi adalah, bahwa mencintai Nabi saw dapat diwujudkan dengan upaya kita melanjutkan pejuangan Rasulullah saw dengan metode dakwah yang beliau contohkan. Walaupun mempertaruhkan harta, keluarga bahkan nyawa bukan menjadi suatu hambatan kita dalam mewujudkan cinta. Itulah cinta.

Omong kosong bila kita mengaku cinta kepada Allah swt dan Rasul-Nya, tetapi kita tidak mau menjalankan syari’atnya dan memperjuangkannya. Terlebih lagi ada sebagian yang mengikuti dan sebagian ditinggalkan. Karena perayaan bukanlah wujud daripada cinta. Mari kita cintai nabi Muhammad saw sesuai dengan yang diajarkannya. Wallahu ‘alam bi ash-shawab

(Ustad Agus-Pengajar di Masjid Babuttaubah-Kemang Pratama)

14.200 Warga Inggris Masuk Islam, Kebanyakan Para Elit

Adalah Jonathan Birt putra Lord Birt, dan Emma Clark, cucu perempuan mantan PM Herbert Asquith. Mereka hanyalah dua orang di antara hampir 14.000 elit Britania (Inggris) yang menyatakan diri masuk Islam. Inilah hasil studi yang jarang dipublikasikan, bahwa Islam telah menjadi agama paling diminati dan paling cepat berkembang (the fastest growing religion) di Inggris.

Sebuah studi cukup kompeten pertama kalinya tentang fenomena orang-orang baru Islam itu, dilakukan oleh harian Sunday Times pada 22 Februari 2004. Koran itu mencatat sederetan nama-nama beken elit terkenal Inggris, mulai dari konglomerat, selebritis, hingga keturunan tokoh-tokoh establish senior Inggris, menyatakan diri masuk Islam. Mereka mengaku kecewa dengan nilai-nilai Barat yang menjemukan.

Studi baru yang dilakukan Yahya (sebelumnya bernama Jonathan) Birt, putra Lord Birt – bekas Direktur Jenderal BBC, dia menyusun data-data valid yang pertama kali tentang fenomena sensitif itu. Bahwa telah terjadi gerakan orang-orang Kristen masuk Islam yang cukup signifikan. Yahya merujuk pada angka sesus terbaru Inggris, lalu merincinya. Akhirnya dia menyimpulkan temuannya, bahwa tak kurang 14.200 warga kulit putih Inggris masuk Islam.

Berbicara untuk pertama kali di hadapan publik tentang keyakinan barunya itu pekan ini, Birt menyebutkan alasannya masuk Islam. Bahwa dia terinspirasi dengan kejadian yang mirip figur Muslim hitam AS terkenal Malcolm X. Menurut Birt, seperti kejadian di AS, demikianlah yang terjadi di Inggris, dimana orang-orang Inggris berbondong-bondong masuk Islam.

“Anda perlu figur-figur transisi yang besar untuk memindahkan Islam ke dalam kehidupan lokal kita,” ujar Birt. Birt meraih gelar doktor dari Oxford University dengan tesisnya soal kehidupan kaum Muda Muslim Inggris, seperti dikutip Sunday Times (ST).
“Gambaran Islam yang diproyeksikan oleh gerakan politik Islam sangat tidak menarik,” katanya mengenai alasan pemilihan objek tesis doktornya.

Sebelumnya Birt pernah mengatakan, dia tidak memiliki alasan kenapa dia masuk Islam. “Namun dalam perenungan lebih lama, saya pikir Islam merupakan ajaran lengkap, seimbang, dan integral seluruh aspek ajarannya. Kehidupan spiritual orang-orang Islam juga menarik saya masuk Islam,” akunya.

Sementara itu, pekan ini juga seorang tokoh Inggris terkenal masuk Islam. Dia adalah Emma Clark, cucu perempuan bekas PM Inggris, Herbert Asquith.

Kakek Emma, PM Herbert Asquith, yang ikut melibatkan Inggris dalam perang dunia pertama mengatakan; “Kita semua adalah satu ras. Saya berharap fenomena ini bukan seperti musim yang segera berlalu.”

ST menyebutkan, Emma Clark adalah seorang arsitek taman yang ikut membantu desain sebuah taman Islam bagi Prince of Wales, Highgrove, di rumahnya di Gloucestershire. Saat ini Emma juga ikut membantu membuat taman serupa bagi sebuah masjid di Woking, Surrey. (stn/iol/eramuslim)

Sumber : http://www.majalaharana.com/index.php?name=News&file=article&sid=68

'Islam' dalam Buku Baru Huntington

Nama Samuel P. Huntington identik dengan wacana clash of civilizations, meskipun wacana ini sudah diluncurkan oleh Bernard Lewis, melalui artikelnya berjudul The Roots of Muslim Rage di Jurnal Atlantic Monthly, September 1990. Artikel Lewis ini merupakan persiapan untuk menentukan siapa ''musuh baru'' Barat pasca Perang Dingin.

Huntington kemudian mempopulerkan wacana Lewis. Pemikirannya tentang clash of civilizations khususnya antara Islam dengan Barat masih terus menjadi perbincangan luas. Bukan karena kualitas ilmiah wacana populer tersebut, tetapi karena banyaknya kecocokan antara pemikiran dan saran Huntington dengan perkembangan politik global saat ini. Khususnya, kebijakan politik Barat (terutama AS) terhadap Islam.

Buku terkenalnya, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order, lebih ditujukan sebagai bahan nasihat bagi pengambil kebijakan politik Barat, khususnya AS, dan bukan untuk satu kajian ilmiah dalam ilmu sosial.
Ia menulis dalam pengantar bukunya: This book is not intended to be a work of sosial science. It is instead meant to be an interpretation of the evolution of global politics after the Cold War. It aspires to present a framework, a paradigm, for viewing global politics that will be meaningful to scholars and useful to policymakers.

Kini, Huntington kembali meluncurkan buku barunya, berjudul Who Are We?: The Challenges to America's National Identity (New York: Simon&Schuster, 2004). Huntington adalah ilmuwan politik dari Harvard University yang juga dikenal sebagai penasihat politik kawakan Gedung Putih. Di samping pernah menduduki jabatan-jabatan prestisius di bidang akademis, Huntington juga aktif terlibat dalam perumusan kebijakan luar negeri AS. Tahun 1977-1978 ia bekerja di Gedung Putih sebagai Coordinator of Security Planning for the National Security Council.

Jika di dalam The Clash of Civilizations, Huntington masih tidak terlalu tegas menyebut ''Islam'' sebagai alternatif musuh baru bagi Barat, maka dalam bukunya, Who Are We? ia menggunakan bahasa yang lebih lugas, bahwa musuh utama Barat pasca Perang Dingin adalah Islam yang ia tambah dengan predikat ''militan''. Namun, dari berbagai penjelasannya, definisi ''Islam militan'' melebar ke mana-mana, ke berbagai kelompok dan komunitas Islam, sehingga definisi itu menjadi kabur.

Dalam Who Are We? Huntington menempatkan satu sub-bab berjudul Militant Islam vs America, yang menekankan, bahwa saat ini, Islam militan telah menggantikan posisi Uni Soviet sebagai musuh utama AS. (This new war between militant Islam and America has many similarities to the Cold War). Jadi, Huntington memang menggunakan istilah ''perang'' (war) antara AS dengan Islam militan. Jika saat berperang dengan Uni Soviet yang memiliki persenjataan seimbang dengan AS, masih digunakan istilah ''Perang Dingin'' maka sekarang predikat ''Dingin'' sudah tidak ada lagi.

Penggunaan istilah war merupakan refleksi kebijakan baru politik AS sebagaimana disarankan Huntington. Saat berdialog dengan Anthony Giddden, pada late spring 2003, Huntington mendukung dilakukannya preemptive strike terhadap kaum militan. Nasihat Huntington memang telah dijalankan. Pada awal Juni 2002, doktrin preemptive strike (serangan dini) dan defensive intervention (intervensi defensif) secara resmi diumumkan.

Melalui doktrin ofensifnya yang baru ini, AS telah mengubah secara radikal pola ''peperangan'' melawan ''musuh''. Sebelumnya, di masa Perang Dingin saat menghadapi komunis, AS menggunakan pola containtment (penangkalan) dan deterrence (penangkisan). Kini menghadapi musuh baru yang diberi nama Islam militan AS menggunakan pola preemptive strike dan defensive intervention.

Dari kasus doktrin preemptive strike ini tampak bagaimana pola pikir ''bahaya Islam'' atau ''ancaman Islam'' yang dikembangkan ilmuwan seperti Huntington, berjalan cukup efektif. Dengan doktrin itu, AS dapat melakukan berbagai serangan ke sasaran langsung, meskipun tanpa melalui persetujuan PBB. Pola pikir Huntington, bahwa ''Islam'' lebih berbahaya dari ''komunis'' juga tampak mewarnai kebijakan politik dan militer AS tersebut.

Tentu saja, yang penting kemudian adalah pendefinisian siapa yang dimaksud sebagai ''musuh baru yang lebih bahaya dari komunis?'' Dalam Who Are We ? Huntington menyebut, yang disebut sebagai Islam militan bukan hanya Usamah bin Ladin atau kelompok Alqaidah, tetapi, banyak kelompok lain yang bersifat negatif terhadap AS. Kata Huntington, sebagaimana dilakukan oleh komunis internasional dulu, kelompok-kelompok Islam militan melakukan protes dan demonstrasi damai, dan partai-partai Islam ikut bertanding dalam pemilihan umum. Mereka juga melakukan kerja-kerja amal sosial.

Dengan definisi dan penggambaran seperti itu, banyak kelompok Islam yang dimasukkan ke dalam kategori militan dan layak diserang secara dini. Tanpa menampilkan sebab-sebab dan fakta yang komprehansif, misalnya, Huntington menulis bahwa selama beberapa dekade terakhir, kaum Muslim memerangi kaum Protestan, Katolik, Kristen Ortodoks, Hindu, Yahudi, Budha, atau Cina. (In recent decades, Muslims have fought Protestan, Catholic, and Orthodox Christians, Hindus, Jews, Buddhists, and Han Chinese).

Ia tidak menjelaskan, apakah dalam kasus-kasus itu kaum Muslim diperangi dan dizalimi, atau Muslim yang memerangi. Dalam menyinggung kasus Bosnia, misalnya, dia tidak memaparkan bagaimana kaum Muslim menjadi korban kebiadaban yang tiada tara di Bosnia. Dan ketika itu, AS dan sekutunya menjadi penonton yang baik atas pembasmian umat Muslim.

Samantha Power, dalam bukunya A Problem from Hell: America and The Age of Genocide (London: Flamingo, 2003), membongkar habis-habisan sikap tidak peduli AS terhadap praktik pembasmian umat manusia di berbagai tempat, termasuk di Bosnia. Buku ini memenangkan hadiah Pulitzer tahun 2003. Dalam kasus Bosnia, tulis Samantha, AS bukan hanya tidak berusaha menghentikan pembasmian etnis Muslim, tetapi malah memberi jalan kepada Serbia untuk melaksanakan kebiadaban mereka. (Along with its European allies, it maintained an arms embargo against the Bosnian Muslims from defending themselves). Untuk Bosnia, Samanta yang menjadi saksi berbagai kebiadaban Serbia di Bosnia, menulis judul Bosnia: No More than Witnesses at a Funeral.

Sebagaimana ilmuwan ''neo-orientalis'' lainnya, seperti Bernard Lewis, Huntington juga tidak mau melakukan kritik internal terhadap kebijakan AS yang imperialistik sebagaimana banyak dikritik oleh ilmuwan-ilmuwan seperti Noam Chomsky, Paul Findley, dan Edward Said. Ia tidak mengakui bahwa kebijakan AS yang membabi buta mendukung kekejaman dan penjajahan Israel adalah keliru. Hal tersebut menjadi satu sebab penting tumbuhnya ketidakpuasan dan kemarahan kaum Muslim dan umat manusia.

Ia hanya mau menunjukkan bahwa Islam adalah potensi musuh besar dan bahaya bagi Barat dan AS khususnya. Ia menampilkan polling di sejumlah negeri Islam yang menunjukkan, sebagian besar kaum Muslim sangat tidak menyukai kebijakan AS. Misal, sebuah polling di sembilan negara Islam, antara Desember 2001-Januari 2002, menampilkan realitas opini di kalangan Muslim, bahwa AS adalah ''kejam, agresif, sombong, arogan, mudah terprovokasi dan bias dalam politik luar negerinya.''
Tetapi, Huntington tidak mau menampilkan fakta bahwa kebencian masyarakat Barat (Eropa dan rakyat AS sendiri) terhadap kebijakan-kebijakan politik AS juga sangat besar. Bahkan, jauh lebih besar dari apa yang terjadi di kalangan Muslim.

Di dunia Islam, tidak ada demonstrasi besar-besaran diikuti ratusan ribu sampai jutaan orang dalam menentang AS seperti yang terjadi di berbagai negara Eropa dan di dalam AS sendiri.

Banyak ilmuwan dan tokoh AS, seperti Chomsky, William Blum, yang tanpa ragu-ragu memberi julukan AS sebagai a leading terrorist state, atau a rogue state. Karena itu, sangatlah naif, bahwa ilmuwan seperti Huntington ini justru mencoba menampilkan fakta yang tidak fair dan sengaja membingkai Islam sebagai musuh baru AS. Bahkan ia menyatakan, The rhetoric of America's ideological war with militant communism has been transferred to its religious and cultural war with militant Islam.

Huntington, Bernard Lewis, dan kawan-kawannya terus berkampanye agar negara-negara Barat lain juga mengikuti jejak AS dalam memperlakukan Islam sebagai alternatif musuh utama Barat, setelah komunis. John Vinocur, dalam artikelnya berjudul Trying to Put Islam on Europe's Agenda, (International Herald Tribune, 21 September 2004), mencatat, “But Huntington insists Europe's situation vis-a-vis Islam is more acute.” Skenario inilah yang dirancang kelompok ''neo-konservatif'' di AS, yang beranggotakan Yahudi-Zionis, Kristen fundamentalis, dan ilmuwan konfrontasionis. (Lihat buku The High Priests of War (Washington DC: American Free Press, 2004), karya Michel Colin Piper).

Tanpa pendefinisian yang jelas terhadap ''Islam militan'', maka itu akan menyeret kaum Muslim lainnya. Itu, misalnya, menimpa Thariq Ramadhan dan Yusuf Islam, yang dilarang memasuki AS. Begitu juga ribuan warga Muslim yang menerima perlakuan tidak manusiawi. Dalam sub-bab berjudul The Search for an Enemy, Huntington mencatat, bahwa pasca Perang Dingin, AS memang melakukan pencarian musuh baru, yang kemudian menemukan musuh baru bernama ''Islam militan'', setelah peristiwa WTC.

Huntington menulis: Some Americans came to see Islamic fundamentalist groups, or more broadly political Islam, as the enemy, epitomized in Iraq, Iran, Sudan, Libya, Afghanistan under Taliban, and to lesser degree other Muslim states, as well as in Islamic terrorist groups such as Hamas, Hezbollah, Islamic Jihad, and the al-Qaeda network. The cultural gap between Islam and America's Christianity and Anglo-Protestanism reinforces Islam's enemy qualifications. And on September 11, 2001, Osama bin Laden ended America's search. The attacks on New York and Washington followed by the wars with Afghanistan and Iraq and more diffuse war on terrorism make militant Islam America's first enemy of the twenty-first century.

Di sini, tampak, bahwa sangatlah sulit dunia Islam menerima standar AS dalam soal Islam militan. Dunia Islam, misalnya, tetap menolak memasukkan Hamas atau Jihad Islam di Palestina, sebagai kelompok teroris, sebab mereka melakukan perjuangan membebaskan negeri mereka dari penjajahan Israel. Buku Who Are We? memang masih merupakan kelanjutan garis berpikir Huntington dalam soal Islam dari buku The Clash of Civilizations. Sebagaimana Lewis, Huntington sudah jauh-jauh hari mengingatkan Barat agar mereka waspada terhadap perkembangan Islam. Sebab, Islam adalah satu-satunya peradaban yang pernah menggoyahkan dan mengancam peradaban Barat. (Islam is the only civilization which has put the survival of the West in doubt, and it has done at least twice).

Karena itulah, Huntington memperingatkan, pertumbuhan penduduk Muslim merupakan satu faktor destabilitas terhadap masyarakat Muslim dan lingkungannya. Jumlah besar kaum muda Muslim dengan pendidikan menengah akan terus memperkuat kebangkitan Islam dan militansi Islam, militerisme, dan imigrasi. Hasilnya, pada awal-awal abad ke-21, Barat akan menyaksikan kebangkitan kekuatan dan kebudayaan non-Barat dan sekaligus benturan antar-masyarakat non-Barat atau dengan Barat.

Sebagaimana buku The Clash of Civilizations, buku Who Are We? perlu dicermati dalam konteks skenario politik global terhadap Islam, yang sebenarnya merupakan satu upaya ''viktimisasi Islam'' untuk menutupi berbagai kesalahan kebijakan AS. Apakah John Kerry jika menang Pemilu Presiden AS mampu keluar dari ''skenario Huntington''? Biasanya sulit. Tapi, siapa tahu? (RioL)

Adian Husaini (Mahasiswa ISTAC-IIUM Kuala Lumpur)

Khawarij Moderen

Artikel ini merupakan kuliah berseri Al-Manhajul Juz'i fi Fahmi Aqidah fi Mazhahir, kelompok-kelompok parsial dalam memahami aqidah yang mengandalkan penampilan dan tingkah laku. Pada pembahasan kali ini akan difokuskan pada aliran Khawarij.

"Kami dulu diturunkan keimanan sblm turunnya al-Qur’an, sehingga saat turun al-Qur’an kami mengimani semuanya, sementara ada kaum yang diturunkan Qur’an sebelum diturunkan keimanan dalam hati mereka, maka mereka membaca dari Alif Lam Mim sampai Minal Jinnati wan Nas, tapi tidak tahu mana perintah mana larangan, mana yang halal mana yang haram" (HR al-Hakim)

Kesaksian Ibnu Abbas ra tentang mereka (kelompok Khawarij): "Pakaian mereka kasar dan berserat, mukanya pucat, keningnya menghitam seperti lutut kambing tapak tangan dan kakinya keras, bacaan Qur’annya sangat lama"

DEFINISI

Para ulama menyebutkan bahwa mereka disebut khawarij (berasal dari kata kerja kharaja-yakhruju yang berarti keluar) karena mereka keluar dari pasukan Ali ra, mereka sering juga disebut Haruriyyah karena asal daerah mereka yaitu dari daerah Haruri, mereka disebut juga Muhkamah karena menggugat tahkim Ali ra.

SEJARAH KHAWARIJ

Berkata Ibnu Taimiyyah : "Yang pertama kali melakukan bid’ah penampilan dalam Islam adalah orang-orang Khawarij." (Majmu’ al-Fatawa libni Taimiyyah).

Secara perorangan mereka sebenarnya sudah ada sejak masa Nabi SAW, dari hadits Abu Sa’id ra : "Setelah perang Hunain, Nabi SAW membagi ghanimah lebih banyak kepada pembesar-pembesar Quraisy seperti al-Aqra’ bin Habits, ‘Uyainah, dll. Maka berkatalah seseorang: Demi Allah pembagian ini tidak adil dan tidak mengharap ridha Allah…" (HR Muslim)

Sejarah mereka kemudian timbul kembali dimasa Umar ra, yaitu dengan berhasilnya mereka membunuh Khalifah Umar ra, yaitu oleh Abu Lu’lu (seorang Khawarij).

Secara kelompok mereka baru mulai berkembang pada masa Utsman ra (dalam Tarikh at-Thabari & Ibnu Katsir), bahwa merekalah yang memimpin persekongkolan untuk membunuh Khalifah Utsman ra (dibawah hasutan Ibnu Saba’).

Memuncaknya mereka yaitu dimasa Ali ra, saat perang Shiffin, saat Ali ra hampir menang mereka minta tahkim pada Kitabullah, saat Ali ra menuruti keinginan mereka dan ingin mengutus Ibnu Abbas ra untuk wakil dalam tahkim tersebut mereka menolak dan meminta Abu Musa ra untuk hal tersebut, akhirnya Abu Musa ra kalah berdebat dengan Amr bin Ash ra (wakil dari kelompok Mu’awiyah ra) maka mereka (kaum Khawarij) tiba-tiba mengkafirkan Ali ra dan 12.000 orang mereka keluar dari pasukan Ali ra. Dan di akhir pemerintahan Khalifah Ali ra merekalah yang akhirnya menghasut Abdurrahman Ibnu Muljam untuk membunuh Ali ra.

Tokoh-tokoh mereka dimasa Ali ra diantaranya adalah: Al-Asy’at bin Qais, Mas’ud al Fadaki, Ibnul Kawa’ (yang pertama kali keluar dari pasukan Ali ra), dll.

DALIL-DALIL SUNNAH TENTANG KHAWARIJ

Pada suatu peperangan, Nabi SAW lebih banyak membagi ghanimah (harta rampasang perang) kepada sekelompok orang, maka berkatalah seseorang : "Hai Muhammad ittaqullah ! Maka berkatalah Umar ra : Ya Rasulullah ! Biar saya tebas leher orang ini ! Jawab Nabi SAW: Biarkan ia, kelak dari keturunannya akan lahir suatu kaum yang bacaan Al-Qur’an mereka hanya sampai ditenggorokan, mereka membunuh orang Islam dan membiarkan orang musyrik, mereka lepas dari Islam seperti panah dari busurnya." (HR Muttafaq ‘alaih)

"Akan keluar dari ummatku nanti kaum yang muda usia dan bodoh, mereka berkata dengan kata-kata kita, mereka membaca Al-Qur’an tidak melewati tenggorokan mereka dan mereka keluar dari Islam seperti panah dari busurnya." (HR Muttafaq ‘alaih)

" … mereka akan keluar terus, sampai yang terakhir akan keluar bersama Dajjal …" (HR An-Nasa’i dan al-Hakim)

"… mereka bagus dalam bicara tapi jelek dalam amalnya, mereka mengajak kepada al-Qur’an tapi sedikitpun mereka tidak melaksanakannya." (HR al-Hakim)

SIFAT-SIFAT KHAWARIJ MENURUT AS-SUNNAH DAN TARIKH YANG PERLU DIWASPADAI
Mudah mencela dan mengkafirkan orang lain: Mereka berani mencela Nabi SAW, mengkafirkan Utsman & Ali ra dan mengkafirkan orang-orang yang berdosa besar. Sehingga hendaknya kita mewaspadai sikap mudah mencela dan mengkafirkan orang atau kelompok lain ini seperti yang dilakukan oleh berbagai kelompok neo-khawarij belakangan ini, karena demikianlah sifat mereka.

Berburuk sangka pada muslimin: Sifat mudah ber-su'uzhan kepada kelompok muslim lain. Sifat inipun sekarang mulai menghinggapi sebagian kelompok kaum muslimin kontemporer, sehingga dengan mudahnya memberi level kepada kelompok diluar kelompoknya sebagai sesat, kafir, ahlul bid’ah bahkan termasuk kepada orang yg sudah wafat seperti Sayyid Quthb, Hasan al-Banna, dll-pun mereka fasikkan walaupun tanpa adanya bukti-bukti yang kuat.

Keras pada muslimin tapi berhati-hati pada orang kafir: Pada peristiwa Khabbab Ibnul Arts ra yang mereka bunuh karena mengaku sebagai salah seorang sahabat Nabi SAW, sementara Washil bin Atha’ (seorang Mu’tazilah mereka biarkan karena mengaku seorang kafir). Pada sebagian kelompok saat ini ada yang demikian rajin memusuhi dan mencaci maki kelompok kaum muslimin yang lain dalam tulisan-tulisan mereka, sementara mereka membiarkan dan bahkan berdamai dengan kaum kafirin dan musyrikin yang memusuhi dan jelas-jelas memerangi Islam.

Sedikitnya ilmu mereka: Simak saja perdebatan mereka dengan Imam Ali ra: Kenapa anda bertahkim? Ali ra membaca QS 4/35 lalu menjawab: Kalau dalam masalah keluarga saja boleh tahkim apalagi dalam masalah Khilafah ! Kata mereka: Kenapa dalam perang Jamal anda tidak mengambil mereka sebagai budak ? Jawab Ali ra: Tidak halal memperbudak kaum muslimin. Kata mereka: Kenapa saat perjanjian anda tidak gunakan kata Amirul Mu’minin ? Jawab Ali ra: Orang yang lebih baik dari saya (Nabi SAW) pernah tidak menggunakan kata Rasulullah saat perjanjian Hudhaibiyyah. Kata mereka : Kenapa anda pindahkan hak anda pada orang lain saat Tahkim ? Jawab Ali ra : Kekasihku Rasulullah SAW pernah memberikan hak keputusan pada Sa’ad bin Mu’adz ra saat peristiwa bani Quraizhah, tapi keputusan beliau SAW ditaati, sementara keputusanku kalian dustakan. Maka sebagian mereka berkata : Demi Allah dia (Ali ra) benar dan kita hrs bertaubat ! Maka bertaubatlah 8000 orang dari mereka sedang sisanya 4000 orang diperangi oleh Ali ra dengan 4000 pasukannya, kata Ali ra : Demi Allah ! Aku mendengar dari kekasihku Rasulullah SAW bahwa pasukan yang terbunuh diantara kita hanya 9 orang dan mereka yang tertinggal (tidak terbunuh) hanya 9 orang saja ! Pada kelompok neo-khawarij (Khawarij modern) juga terdapat ciri yang sama, mudahnya mereka mengkafirkan kelompok di luar kelompok mereka, tanpa tahu secara mendalam tentang kelompok yang mereka kafirkan tersebut (karena mereka tidak pernah membaca tentang kelompok diluar mereka tersebut, kecuali berdasarkan fatwa guru-guru mereka saja). Dan mereka dipimpin oleh orang-orang yang memang bukan ahli syari’ah, melainkan hanya sebagian orang yang masih baru belajar ilmu syari’ah dan sama sekali belum memenuhi syarat untuk berfatwa.

Meremehkan orang lain dan merasa diri paling benar: Mereka kagum pada pendapat sendiri dan menafsirkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pikiran mereka dengan menolak untuk mengambil pendapat para imam salafus shalih. Pada jenis neo-khawarij saat ini, pendapat salafus-shalih ini dimonopoli oleh mereka sendiri, orang-orang yg mengaku sebagai SALAFI ini seolah-olah hanya mereka saja yang menjadi representasi dari salaf dengan penafsiran mereka, mereka lupa bahwa dalam syari’at dari masa salaf sampai sekarang tetap ada perbedaan pendapat yang tidak dapat disatukan dalam masalah furu' syari'ah, sampai-sampi Imam Malik rahimahullah menolak ketika kitabnya al-Muwaththa ingin dijadikan referensi induk oleh Khalifah dengan mengatakan : "Wahai amirul mukminin, sesungguhnya para sahabat Rasulullah SAW telah berpencar ke berbagai pelosok dengan pendapatnya masing-masing, maka bagaimana mungkin engkau akan memaksa kaum muslimin untuk hanya mengikuti satu pendapat ?!"

BAGAIMANA JIKA TERPAKSA BERDEBAT DENGAN MEREKA
Pilih orang yang memiliki kefahaman syari'ah untuk berdiskusi dengan mereka:
Ibnu Abbas ra sengaja mendatangi mereka dengan pakaian yang indah, lalu mereka mencibir lalu kata Ibnu Abbas : “Katakanlah siapa yang mengharamkan perhiasan yang indah-indah …” (QS 7/32)

Umar bin Abdul 'Aziz ra pernah berdiskusi dengan mereka lalu diminta oleh mereka untk melaknat leluhurnya (Bani Umayyah) maka jawab Ibnu Abdul 'Aziz ra : Coba sebutkan dalilnya kita harus melaknat Fir'aun jika ada ?! Jawab mereka : Tidak ada ! Maka kata Ibnu Abdul Aziz : Kalau demikian apalagi terhadap orang yang lebih baik dari Fir'aun !

Berhati-hati pada sifat seperti mereka. Hendaknya kita merenungkan pendapat Imam Syafi’i rahimahullah ketika berkata: Ra’yii shawab walakin yahtamilul khatha’, wa ra’yu ghairii khatha’ walakin yahtamilush shawab (Pendapatku benar tapi mengandung kesalahan, sementara pendapat orang lain salah tapi tetap mengandung kebenaran). Kalau beliau saja yang demikian luas ilmunya demikian menghargai pendapat orang lain, maka bagaimana pula dengan kita ?!

Pilihlah dialog dengan cara yang terbaik. Jelaskan bahwa benar pendapat salaf itu merupakan kewajiban semua kaum muslimin untuk mengikutinya, karena jika tidak maka mereka akan sesat, tetapi adalah na’if jika menganggap bahwa yang berhak menafsirkan salaf itu hanya monopoli suatu kelompok saja, lalu memvonis kelompok lain sebagai sesat dan menyimpang. Diperlukan diskusi mendalam diantara berbagai kelompok kaum muslimin untuk mendekatkan diantara berbagai pemikiran yang berkembang yang ingin kembali kepada pemikiran salafus shalih.

Belajar Islam dengan pemahaman yang mendalam. Hendaknya kita mempelajari Islam secara mendalam, sehingga diakui secara ilmiah kepakaran kita dan kita memiliki wawasan ilmu keislaman yang luas, terutama dalam aspek Fiqh al-Ikhtilaf dan Muqarranat al-Madzahib.

"Aku tidak mengetahui ni'mat mana yg lebih besar yg dikaruniakan Allah padaku: Apakah ni'mat pemahaman Islam yg mendalam ini atau ni'mat dijauhkan dari bid'ah" (Ibnu Taimiyyah)

Oleh Dr. Hidayat Nurwahid.

Apa tujuan Allah mengutus Yesus ?

Misi Yesus menurut Injil

-Yesus hanya diutus untuk umat Israel
Matius 10:5-6 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Matius 15:24 Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”

-Dihari kiamat Yesus hanya akan menghakimi 12 suku Israel
Matius 19:28 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Misi Nabi Isa as menurut Al-Qur'an

- Nabi Isa hanya diutus untuk Bani Israil
Qs. Ali Imran : 45. (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).
Qs. Ali Imran : 49. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israel

Qs Ash-Shaff :6. Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: “Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,

- Dihari kiamat Nabi Isa as hanya akan menjadi saksi terhadap bani Israel
Qs. An-Nisaa’ :159. Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka ( Bani Israel ).

Kesimpulan
Misi Nabi Isa as/Yesus menurut Injil dan Al-Qur'an
1. Isa as/Yesus diutus hanya untuk bangsa Israel
2. Dihari kiamat Isa as / Yesus hanya akan menghakimi suku Bani Israel
3. Yang berhak menjadi pengikut Yesus hanya orang-orang Israel
4. Orang-orang diluar bangsa Israel tidak dikenal Yesus


Bagaimana pandangan Kristen tentang perintah Yesus ?
Kristen mengikuti ajaran Paulus dan menyimpang dari perintah Yesus. Yesus melarang murid-muridnya pergi ke Asia dan kebangsa-bangsa lain untuk menyebarkan ajarannya, tetapi Paulus malah berbuat sebaliknya.

Dalam Matius 10:5-6 dengan jelas Yesus mengatakan “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain ...”. Tapi apa yang kita saksikan di lapangan saat ini kenyataannya sungguh berbeda. Kasus kristenisasi yang terjadi di negeri kita sangat gencar. Metode yang mereka gunakan pun sangat beragam, mulai dari pengamen di bus-bus hingga metode D3 (Dipacari, Dihamili, Dikristenkan).

Umat Kristen tidak mengikuti Yesus tapi mengikuti ajaran Paulus. Paulus tak lebih dari seorang penipu yang mengaku sebagai murid Yesus. Bahkan mengaku pula mendapat wahyu dari Tuhan. Dia menyatakan dirinya sebagai Rasul.

Kisah Para Rasul 18:6 ...Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.”

Kisah Para Rasul 22:21 Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain.”

Roma 11:13 Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku,

Roma 1:5 Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.

Roma 15:18 Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan,

I Tesalonika 2:16 karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka.

Bagaimana tentang Amanat Agung ?
Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,.

Umat Kristen berpegang pada Amanat Agung dalam mendakwahkan agama Kristen. Ayat diatas dikatakan oleh Yesus setelah mati disalib. Kalau teks ayat diatas dianggap benar maka bertentangan dengan kata Yesus waktu sebelum disalib dalam Matius 10:5 dan Matius 15:24 (telah disebutkan diatas) dimana Yesus melarang murid-muridnya pergi ke bangsa lain tetapi hanya boleh pergi ke umat Israel yang hilang.

Ini adalah contoh ayat-ayat yang telah diubah oleh Gereja dengan tujuan agar sesuai dengan kepentingan mereka. Untuk menghindari pencemaran Yesus yang dianggap tidak konsekwen maka dirombakklah kata-kata pada Matius 28:19. Yang seharusnya adalah " Maka pergilah kebangsa muridku baptiskanlah......". Berubah menjadi ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah.....”. Jadi sesungguhnya Yesus memerintah murid-muridnya untuk pergi ke bangsa murid-murid Yesus yaitu 12 suku bangsa Israel bukan keseluruh bangsa.

Perombakan kata-kata pada Matius 28:19 ada kemungkinan untuk melegalisir perkataan Paulus bahwa Paulus akan mengajarkan ajarannya bahwa Yesus adalah Kristus kepada bangsa-bangsa lain diluar bangsa Israel seperti yang dikatakan Paulus pada :

Kisah rasul 18:5-6 Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias. Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: “Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.”

Jadi, menurut Al-Quran ajaran Yesus adalah hanya untuk Bani Israel. Menurut Injil pun demikian, bahwa risalah yang diemban Yesus hanya untuk bani Israel saja. Tapi surat-surat yang ditulis oleh Paulus (yang dijadikan bagian dalam teks Kitab Suci/Bibel) sangat bertentangan dengan ucapan Yesus.

Ironisnya, ajaran yang diikuti oleh umat Kristen saat ini adalah apa yang diucapkan Paulus, bukan Yesus. Lalu pengikut siapakah mereka sesungguhnya ? Sudah jelas, umat Kristen bukan pengikut Yesus.

Insya Allah pada edisi berikutnya kita akan membahas tentang :
”Ajaran Yesus Pada Masa Hidupnya

Apa itu BIBEL

Apa bible itu ?
Bibel artinya kumpulan kitab-kitab. Kata Bibel berasal dari bahasa Yunani “Biblia” (jamak, buku-buku). Istilah Bible di Indonesia diganti dengan Alkitab yang diartikan “tulisan-tulisan”. Bibel yang diakui namanya “kanonik”, sedang yang tidak diakui atau tidak boleh dibaca oleh orang Kristen disebut “apokripa”. Ada Bibel yang tidak diakui oleh Protestan tetapi diakui oleh Katolik namanya “deuterokanonika”.

Kata orang Kristen, Bibel adalah wahyu Allah kepada manusia yang terdiri dari 66 buku yang disatukan dan membentuk satu buku. 22 buku dari Bibel itu adalah sebagaian besar berisi sejarah, 21 buku sebagian besar nubuatan, 21 dalam bentuk surat, dan 2 kebanyakan mengenai syair.


Bibel paling sedikit ditulis 30 orang pengarang yakni para raja, petani, ahli hukum, jendral, nelayan, pendeta, para imam, pemingut cukai, dokter, beberapa orang kaya dan beberapa orang miskin, dalam kurun waktu lebih dari 1600 tahun. ( Penuntun Dasar Untuk Pemahaman Alkitab, oleh Harold E. Metcalf, Evangelis, Pendeta, Pengarang. Atlanta, Georgia, hal 7) Istilah Bibel untuk dinegara-negara yang penduduknya Islam sering diganti dengan kata “Alkitab“. Mereka mengadopsi istilah ini mengambil dari Qs 2:159, 174.

Apa perjanjian Lama ? Perjanjian Lama adalah bagian dari Bibel yang terdiri dari buku-buku Taurat, sejarah bangsa Israel pertama, sejarah bangsa Israel kedua, sastra, kisah nabi-nabi Israel. Perjanjian Lama yang pertama berbahasa Ibrani. Apa perjanjian Baru ? Perjanjian Baru adalah bagian dari Bibel yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Yunani, kecuali Injil Matius dalam bahasa Ibrani, yang terdiri dari Injil, Kisah rasul, surat-surat Paulus, surat-surat murid Yesus dan wahyu.

Perjanjian Baru ( New Testament ) sering disebut Injil. Tetapi kata Injil ini sebetulnya tidak terdapat dalam Bibel awal, kata Injil mengambil dari kata Injil dalam Al-Qur’an. Dalam bahasa aslinya Yunani, EVAYYEYLOV, dalam bahasa Inggris, GOOD NEWS, GOSPELS. Penulisan Perjanjian Baru yang ada sekarang ini dilakukan tiga ratus tahun kemudian sepeninggal Yesus, yaitu pada waktu orang-orang Kristen dibawah kekuasaan Kaisar Romawi Konstantin. Konstantin mengambil keuntungan dari pengaruh dan arti penting Kristus yang besar.

Dan dalam melakukan itu, dia telah membentuk wajah Kristus seperti yang kita kenal sekarang. Karena Konstantin meningkatkan status Yesus hampir empat abad setelah kematian Yesus, ribuan dokumen yang mencacat kehidupannya sebagai manusia biasa sudah terlanjur ada. Untuk menulis ulang buku-buku sejarah, Konstantin tahu bahwa ia perlu mengambil sebuah langkah berani. Dari sinilah timbul sebuah momen paling menentukan dalam sejarah Kristen.

Konstantin menitahkan dan membiayai penyusunan sebuah Bibel baru, yang meniadakan semua kitab Injil yang berbicara tentang segala perilaku "manusiawi Yesus", serta memasukkan kitab-kitab Injil yang membuatnya seakan " Tuhan ". Kitab-kitab Injil terdahulu dianggap " melanggar hukum ", lalu dikumpulkan dan " dibakar ". Siapapun yang memilih kitab-kitab Injil yang terlarang ( apokripa ) dan bukannya versi Konstantin akan dianggap sebagai kaum " bidah " , heretic. Dalam buku Introduksi Perjanjian Baru, oleh Pdt. Ola Tulluan Ph.D. YPPII Malang, hal 21 mengatakan : Dari semua penulis kitab Injil tidak ada yang mencatat namanya sendiri dalam judul kitab-kitabnya. Judul itu ditambahkan kemudian.

Bagaimana bagian-bagian dari Bibel ? PERJANJIAN LAMA I. TAURAT Kejadian (Genesis), Keluaran (Exodus), Imamat (Leviticus), Bilangan (Numbers), Ulangan (Deuteronomy) II. KITAB-KITAB SEJARAH Sejarah pertama Yosua (Joshua), Hakim-hakim (Judges), Rut (Ruth), 1Samuel (1Samuel), 2Samuel (2Samuel), 1Raja-raja (1Kings), 2Raja-raja (2Kings) Sejarah kedua 1Tawarikh (1Chronicles), 2Tawarikh (2Chronicles), Ezra (Ezra), Nehemia (Nehemiah), Ester (Esther) III. SASTRA Ayub (Job), Mazmur (Pasalms), Amzal (Provebs), Pengkhotbah (Ecclesiastes), Kidung Agung (Song of Song) IV. KITAB-KITAB NUBUAT Nubuat nabi-nabi besar Yesaya (Isaiah), Yeremia (Jeremiah), Ratapan (Lementations), Yehezkiel (Ezekiel), Daniel (Daniel) Nubuat nabi-nabi kecil Hosea (Hosea), Yoel (Joel), Amos (Amos), Obaja (Obadiah), Yunus (Jonah), Mikha(Micah), Nahum (Nahum), Habakuk (Habakuk), Zefanya (Zephaniah), Hagai (Haggai), Zakharia (Zechariah), Maleakhi (Malachi) DEUTEROKANONIKA (Khusus Bibel Katolik Tobit, Yud, Yudit, Tambahan kitab Ester, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin Sirakh, Barukh, Tambahan Kitab Daniel, 1Makabe, 2Makabe PERJANJIAN BARU INJIL Matius (Mattew), Markus (Mark), Lukas (Luke), Yohanes (John) KISAH RASUL Kisah rasul (Acts) SURAT-SURAT PAULUS Surat-surat Paulus kepada jemaat dikota-kota Roma (Romas), 1Korintus (1Chorinthians), 2Korintus (2Chorinthians), Galatia (Gaalatians), Efesus (Ephisians), Filipi (Philippians), Kolose (Colossians), 1Tesalonika (1Thessalonians), 2Tesalonika (2Thessalonians) Surat-surat Paulus kepada pribadi 1Timotius (1Timothy), 2Timotius (2Timothy), Titus (Titus), Filemon (Philemon), Ibrani (Hebrews) SURAT MURID-MURID YESUS Yakobus (James), 1Petrus (1Peter), 2Petrus (2Peter), 1Yohanes (1John), 2Yohanes (2John), 3Yohanes (3John), Yudas (Jude) WAHYU Wahyu (Revelation) Mengapa Bibel diganti nama Alkitab ? Di negara-negara Barat (Kristen ) istilah Alkitab tidak dikenal, mereka hanya mengenal istilah Bible. Bibel sebagai alkitab hanya terdapat dinegara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Perubahan istilah ini ada tujuannya yaitu untuk menyamakan kedudukan Bibel dengan Al-Qur’an yang juga sering disebut Alkitab. Orang-orang Kristen yang telah belajar Islamologi dalam mendangkalkan aqidah umat Islam dengan rujukan ayat Al-qur’an yang berkaitan dengan istilah Alkitab untuk menakut-nakuti. Contohnya seperti dibawah ini. Qs 2/159.Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati. Qs 2/174.Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan menyucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. Apa kata al-Qur’an tentang Bibel ? Bibel sudah dikarang manusia Qs 2/79.Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. (Qs 4:46 ; 6:91) Bibel sudah dirubah-rubah firmannya Qs 2/75.Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubah-nya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (Qs 5:13, 14, 41; 5:41; 9:9; Yer 8:8; Yer 35 12-19; Kej 22:2; Ul 28:15-68 ; Kel 20:11 >< Ul 5:5) Peringatan Al-Quran cukuplah jelas bahwa Injil maupun Taurat yang terdapat dalam Bibel sekarang bukanlah Kitab Suci yang murni firman dari Allah SWT, tapi sudah banyak perubahan, tambahan dan penghilangan ayat-ayat didalamnya. Insha Allah pada edisi berikutnya kita akan membahas tentang : - Apa buktinya bahwa Bibel sudah dikarang manusia ? - Apa buktinya kalau firman Allah diubah ? - Adakah dalam Bibel ayat-ayat dengan kata-kata buruk (porno)? - Adakah dalam Bibel ayat-ayat yang bertentangan ? - Adakah ayat dalam Bibel bertentangan dengan ilmu pengetahuan ? Motto dari Pengasuh : KENALILAH PENJAHAT AGAR TERHINDAR DARI KEJAHATAN KENALILAH PENYAKIT AGAR TERHINDAR DARI PENYAKIT KENALILAH KRISTEN AGAR TERHINDAR DARI KRISTENISASI

Bibel bukan 100% wahyu Tuhan

Sesungguhnya manusia itu adalah umat yang satu. Agama seluruh manusia sejak nabi Adam as hingga nabi Muhammad saw adalah Islam. Agama Tauhid yang menyembah hanya kepada Allah SWT saja.

Setelah timbul perselisihan, maka Allah mengutus para nabi. Tugas nabi adalah sebagai pemberi peringatan. Dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.

Kitab-kitab suci yang Allah turunkan pada para Nabi adalah :

Taurat kepada Nabi Musa as, Zabur kepada Nabi Daud as, Injil pada Nabi Isa as. Dan terakhir Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw.

Al-Quran yang diturunkan pada Nabi Muhammad saw, seluruh isinya bersumber pada Allah SWT. Sebagai pedoman hidup, Al-Quran adalah sumber dari semua hukum, baik yang menyangkut aqidah dan syariah, atau dengan kata lain, Al-Quran adalah sumber hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dan hubungan manusia dengan sesamanya. Al-Quran mengandung keyakinan mutlak. Dan Allah SWT yang menjamin keotentikannya hingga akhir zaman.

Seperti yang telah disebutkan diatas, sejatinya kitab suci adalah kumpulan wahyu Allah SWT yang diterima oleh Nabi yang berfungsi untuk memutuskan perkara-perkara dalam perselisihan pada umat. Tetapi kondisi yang demikian tidak terdapat dalam Kitab-kitab yang lain. Wahyu Allah SWT yang terdapat dalam Taurat, Zabur dan Injil telah cacat oleh tangan-tangan manusia.

Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (Qs. Al-Baqarah : 75).

Banyak sekali penambahan dan pengurangan yang terjadi dalam kitab-kitab sebelum Al-Quran hingga misi asli dari ajaran tersebut sangat kabur. Bibel, kitab yang disucikan oleh umat Kristen, yang dianggap sebagai wahyu Tuhan, ternyata sebagian besar isinya bukanlah wahyu Tuhan tetapi karangan manusia.

Berikut adalah bagian-bagian Bibel :

Perjanjian Lama terdiri atas 39 Kitab :

Taurat ( Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan)

Kitab Nabi-nabi (33 Kitab yang lain)

Zabur (Mazmur)

Perjanjian Baru terdiri atas 27 Kitab :

Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes)

Sejarah (Kisah Para Rasul)

Surat-surat Paulus (14 Surat)

Surat-surat Umum (7 Surat)

Ramalan (Wahyu)

Injil seharusnya adalah wahyu Allah SWT kepada nabi Isa as (Yesus) tapi Injil yang ada sekarang, yang digunakan dan diyakini oleh umat Kristen sebagai wahyu Tuhan, ternyata bukan ditulis oleh Yesus. Tapi oleh orang lain yakni Markus, Matius, Lukas dan Yohanes. Masing-masing dari mereka menulis dengan gaya bahasanya sendiri yang menceritakan tentang kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus.

Ini berarti buku-buku tersebut merupakan cerita riwayat hidup. Sehingga derajadnya adalah tidak lebih dari Hadist adapun shahih atau dhoif perlu diteliti lebih dalam lagi. Jadi Injil yang digunakan sekarang bukan wahyu Tuhan tapi riwayat hidup Yesus karangan Markus, Matius, Lukas ataupun Yohanes.

Jika dirinci lebih lanjut ternyata,

Perjanjian Baru hanyalah 23% dari keseluruhan Bibel

Injil mengisi 45% dari bagian Perjanjian Baru,

Sejarah (Kisah Para Rasul) ditulis oleh Lukas murid Paulus, mengisi 12,8% dari bagian Perjanjian Baru

Surat-surat Paulus mengisi 29,1% dari bagian Perjanjian Baru

Surat-surat Umum mengisi 6,1% dari bagian Perjanjian Baru

Ramalan (Wahyu) mengisi 7% dari bagian Perjanjian Baru

Dari prosentase diatas terlihat surat-surat Paulus hampir menyaingi jumlah Injil. Pada kenyataannya ajaran-ajaran Paulus lebih mendominasi ketimbang ajaran Yesus. Surat-surat yang ditulis oleh Paulus menjadi sumber penting, acuan umat Kristen sekarang ketimbang ajaran Yesus.

Roma 1:1 Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.

I Korintus 1:1 Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita,

Galatia 1:1 Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,

Kolose 1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah, dan Timotius saudara kita,

Perhatikan, ayat-ayat diatas adalah kalimat-kalimat awal dalam surat-surat Paulus. Kalimat-kalimat ini menjadi ikut “suci” karena disetarakan derajatnya dengan ayat-ayat Injil, Taurat dan Zabur. Bagaimana mungkin, surat tulisan tangan manusia untuk manusia lain dinaikkan statusnya menjadi ayat-ayat ilahiah/ayat-ayat suci ?

Lalu pertanyaan besarnya adalah, mengikuti siapakah umat Kristen sebenarnya ? Yesus atau Paulus ?

Paulus rubah total ajaran asli Yesus

Kebudayaan Yunani sangat berpengaruh luas di masyarakat tanah Yudea kala itu, yang sekarang Palestina. Negeri dimana Yesus dilahirkan dan menyebarkan ajarannya. Masuknya kebudayaan Yunani adalah akibat dari masuknya penjajah Romawi yang menguasai tanah Yudea. Mereka masuk, menjajah, tidak hanya merampok harta rakyat dan kekayaan alam tapi juga menyebarkan ideologi mereka ke masyarakat Yahudi. Yakni Pantheisme.

Kalau kita pernah menonton film serial Hercules, disanalah gambaran tentang ajaran Pantheisme. Ajaran yang menyembah pada banyak tuhan. Ada yang disebut dengan Zeus, tuhan tertinggi, bapak semua tuhan. Ada Hera, istri Zeus, Ares tuhan perang, Aprodite tuhan kecantikan, dan masih banyak yang lain. Yang menarik disini, Zeus mengawini perempuan bumi dan melahirkan seorang anak laki-laki yang super kuat yang diberi nama Hercules. Dan dia dianggap sebagai penyelamat umat manusia.

Mengapa disebut menarik, sosok pribadi Hercules ini sangat mirip dengan Yesus yang juga dianggap sebagai penyelamat umat manusia. Memang kedatangan Yesus (Isa as) adalah untuk menyelamatkan umat manusia tapi bukan sebagai tuhan yang hidup ditengah manusia seperti halnya Hercules. Nabi Isa as hanyalah seorang manusia, utusan Allah, seorang nabi, seorang penunjuk jalan pada kebenaran yang diridhai Allah SWT.

Tapi justru ajaran yang salah ini, bahwa Yesus adalah tuhan seperti halnya Hercules adalah tuhan, justru disebar luaskan oleh Paulus. Ajaran Yesus adalah menyembah pada Tuhan yang satu, Tauhid. Sedangkan ajaran Paulus adalah bentuk turunan dari ajaran Pantheisme, Paulus mengajarkan trinitas, tiga tuhan yakni bahwa ada Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan tuhan Roh kudus.

Berikut adalah bagaimana sesungguhnya perbedaan ajaran Paulus dan Yesus sehingga dikatakan Paulus telah merubah total wajah asli ajaran Yesus.

10 pokok beda ajaran Yesus dan Paulus :

1. Ajaran Yesus : Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak pernah meminta disembah / dituhankan).

Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:24)
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

(Yohanes 17:3), (Yohanes 11:42)
Aku (Yesus) berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya....Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia (Bapa) yang mengutus Aku. (Yohanes 13:16,20)
Kamu telah mendengar, bahwa Aku (Yesus) telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28)

Ajaran Paulus : Yesus adalah Tuhan.

namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10:9)

NB:
Paulus berusaha mendoktrin orang lain bahwa hanya dengan meyakini Yesus sebagai Tuhan dan percaya Yesus telah bangkit dari antara orang mati, maka ia akan diselamatkan. Dalam ajaran Paulus/Kristen, Yesus lebih dipromosikan sebagai Tuhan ketimbang dengan Tuhan Allah/Bapa. Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih menonjolkan Allah/Bapa sebagai Tuhan Yang Esa.

2. Ajaran Yesus : tidak membatalkan hukum Taurat justru meneruskan hukum Taurat.

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)

Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:18)

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:19), (Matius 5:20)

NB:

Hukum Taurat merupakan bagian dari ajaran Yesus yang wajib dilaksanakan oleh umatnya.

Ajaran Paulus : Kristen mengutuk hukum Taurat.

Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami-pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. (Galatia 2:16), (Galatia 3:24-25), (Galatia 5:4), (Roma 3:27-28) dan (Efesus 2:15).

3. Ajaran Yesus : Laki-laki harus Khitan.

Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. (Lukas 2:21)
Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (Kejadian 17:10-11)
Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. (Kejadian 17:12) , (Kejadian 17:13), (Kejadian 17:14), (Kejadian 21:4)

Ajaran Paulus : Kristen tidak mewajibkan Khitan.
Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. (Galatia 5:6)
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1 Korintus 7:19)

4. Ajaran Yesus : Tidak ada dosa waris.

Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14)
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20)

Ajaran Paulus : Setiap orang mewarisi dosa Adam

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12)

NB:
Oleh karena dosa warisan dari Adam tersebut, menurut Paulus, disalibnya Yesus konon untuk menebus dosa-dosa manusia (Galatia 3:13).

5. Ajaran Yesus : Berpuasa, berwudlu, mengajarkan sujud serta berdoa ketika sedang sujud.

Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, (Matius 6:17)

Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan--seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. (Keluaran 40:31-32)
Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39), (Bilangan 20:6), (Kejadian 17:2-3)

Ajaran Paulus : bernyanyi di gereja.

dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19)
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16)
NB:
Menyanyi di gereja bukanlah ajaran Yesus, tetapi ajaran Paulus (Efesus 5:19).

6. Ajaran Yesus : melarang hidup mewah di dunia.

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19-20).

Ajaran Paulus : Tidak ada larangan hidup mewah dalam ajaran Kristen

"Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan." (Efesus 4:28)

7. Ajaran Yesus : meninggal dunia dibungkus kain kafan.

Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, (Matius 27:59)
Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yohanes 19:40)

Ajaran Paulus : meninggal dunia diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati.

Misalnya, meninggalnya Paus Yohanes Paulus II, penyanyi Broery Marantika, dan mantan Menko Ekuin Radius Prawiro. Ketiganya diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati sebelum dikubur.

8. Ajaran Yesus : tidak membatalkan hukum rajam.

Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu (Yesus) tentang hal itu?" (Yohanes 8:5)
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya (Yesus), Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7).

Ajaran Paulus : Tidak ada hukum rajam dalam ajaran Kristen.

Ajaran Kristen menolak hukum rajam, karena ia adalah bagian dari hukum Taurat. Lihat kembali pernyataan Paulus dalam Galatia 2:16 (butir 2 di atas).

9. Ajaran Yesus : Menerapkah hukum Qisash

Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. (Matius 5:38)

mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki (Keluaran 21:24)

patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya. (Imamat 24:20)

Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, sebab berlaku: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki." (Ulangan 19:21)

Ajaran Paulus : Membatalkan hukum Qisash, menjerumuskan dalam perbudakan.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. (Matius 5:39-42)

10. Yesus tidak membuat agama baru.

Lihat kembali pernyataan Yesus dalam Matius 5:17-20 (Butir 2 di atas).

Kristen adalah agama baru yang lahir setelah usaha penyaliban Yesus.

Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26)

Apa buktinya Bibel dikarang oleh manusia ?

Dalam pengantarnya Buku Komunitas Kristiani edisi Pastoral Katolik mengatakan: Kitab Suci tidak jatuh dari surga. Kitab-kitab itu dikumpulkan dengan penuh kesabaran dari abad keabad oleh bangsa Israel. Selama 18 abad dari zaman Abraham sampai dengan zaman Yesus bangsa Israel menyeleksi dan mengga-bungkan kedalam Kitab suci. Dengan cara itu terbentuklah bagian Perjanjian Lama.

Bangsa Israel mengalami krisis iman maka Yesus datang untuk tujuan itu. Tetapi bangsa Israel ada yang menolak terhadap kehadiran Yesus, kematiannya dan kebangkitannya. Peristiwa kebangkitan Yesus menyebabkan para rasul berkhotbah dan lahirlah komunitas-komunitas Kristen pertama. Kesaksian-kesaksian ditulis dan disahkan oleh otoritas gereja dan membentuk apa yang disebut Perjanjian Baru. Apa buktinya kalau firman Allah telah diubah ?
Ada berapa ayat sebagai contoh,
1. Dalam Perjanjian lama Kitab Imamat 11:7 tentang babi.
(pakai ayat bibel edisi lama spt yg disebutkan dalam rahmatan lil alamin)
Dalam Alkitab bahasa sehari-hari dikatakan :
11:7-8 Jangan makan babi. Binatang itu haram, karena walaupun kukunya terbelah, ia tidak memamah biak. Dagingnya tak boleh dimakan dan bangkainya pun tak boleh disentuh karena binatang itu haram.

Dalam Alkitab terjemahan terbaru dikatakan :
Imamat 11:7-8 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.

2. Dalam Perjanjian Baru Injil Matius 3:17 tentang anak yang kukasihi.

Dalam Alkitab edisi Katolik dikatakan :
Matius 3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Dalam Alkitab edisi Advent dikatakan:
Matius 3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Adakah dalam Bibel ayat-ayat dengan kata-kata tak sopan ?
Ada, beberapa ayat sebagai contoh;

Yehezkeial 23:1 Datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 "Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu. 3 Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang.

Yehezkiel 4:12 Makanlah roti itu seperti roti jelai yang bundar dan engkau harus membakarnya di atas kotoran manusia yang sudah kering di hadapan mereka."

Yehezkiel 16:7 dan jadilah besar seperti tumbuh-tumbuhan di ladang! Engkau menjadi besar dan sudah cukup umur, bahkan sudah sampai pada masa mudamu. Maka buah dadamu sudah montok, rambutmu sudah tumbuh, tetapi engkau dalam keadaan telanjang bugil.

Kidung agung 7:7-8 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya. Kataku: "Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.

Adakah dalam Bibel ayat-ayat yang bertentangan ?
Ada, beberapa ayat untuk contoh :

1. Tentang melihat Allah
Yohanes 1:8 Tidak seorangpun pernah melihat Allah
1Tomitius 6:16 Seorangpun tak pernah melihat Allah
Keluaran 33:20 tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup

Bertentangan dengan
Keluaran 33:11 Tuhan berbicara dengan Musa dengan berhadapan muka seperti seseorang berbicara kepada temannya
Keluaran 24:10 Lalu mereka melihat Allah Israel

2. Tentang perintah Yesus kepada murid-muridnya
Matius 10:5-6 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Bertentangan dengan
Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus

Adakah ayat dalam Bibel bertentangan dengan ilmu pengetahuan ?
Ada, beberapa ayat sebagai contoh :

Imamat 11:4-7 Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu. Juga pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu. Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu. Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.

Perhatikan ayat-ayat diatas !
Unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah. Kuku unta seperti kerbau tetapi ada sepatunya dibawah. Jadi kalau dilihat dari bawah seperti telapak kuda. Pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah. Pelanduk adalah binatang sebangsa kijang atau kambing, jadi kukunya belah seperti kambing. Kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah. Kelinci sebangsa binatang pengerat seperti tikus, marmot jadi tidak memamah biak. Yang memamah biak adalah seperti sapi, kerbau, kambing dll.

Tentang penciptaan alam semesta
Kejadian 1:1-19 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. : Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. : Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. : Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. : Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semua-nya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.

Perhatikan ayat-ayat diatas !
Allah menciptakan bumi. Bumi belum berbentuk kosong tetapi sudah ada samudra dan roh Allah melayang-layang diatas permukaan air. Samudranya dimana, airnya dimana sedangkan bumi masih kosong belum berbentuk.

Hari pertama Allah menciptakan siang dan malam. Hari kedua Allah menciptakan darat dan laut. Hari ketiga Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan. Hari keempat Allah menciptakan matahari.

Belum ada matahari tetapi sudah ada siang dan malam, apa mungkin ?
Belum ada matahari sudah ada tumbuh-tumbuhan, apa bisa hidup ?

Kesimpulannya adalah dalam Bibel banyak ayat-ayat yang tidak sesuai denganj ilmu pengetahuan. Tapi Orang Kristen membela diri dalam buku Kitab suci Komunitas Kristiani edisi Pastoral Katolik hal 195 mengatakan: Kitab Suci bukanlah kitab yang mengajarkan ilmu pengetahuan.

Selalu ada saja alasan untuk menutupi kekurangan.

Insya Allah pada edisi berikutnya kita akan membahas tentang :
Apa tujuan Allah mengutus Yesus (Nabi Isa as) ?
Misi Yesus menurut Injil
Misi Yesus menurut Al-Quran
Ajaran Kristen tentang misi Yesus

AJARAN YESUS PADA MASA HIDUPNYA

Apa ajaran Yesus yang sebenarnya ?

Yesus mengajarkan Tauhid

Markus 12:29 Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

Yesus menyerukan pada bani Israel untuk meng-esakan Allah. Yesus tidak pernah mengajarkan TRINITAS.

Yesus datang untuk menegakkan Hukum Taurat

Matius 5:17-18 “Janganlah kamu menyangka, bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Lukas 16:17 Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.

Yesus tidak membawa ajaran baru. Kedatangan Yesus bukan untuk meniadakan/menghapus hukum Taurat yang dibawa oleh Nabi Musa tapi justru meluruskan kembali kesesatan-kesesatan bani Israel untuk kembali pada ajaran Taurat yang benar.

Yesus sunat

Lukas 2:21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibunya.

Kejadian 17:14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjianku."

Mengapa Yesus sunat ? Seperti yang telah dijelaskan diatas, Yesus tidak membawa ajaran baru. Tapi Yesus melaksanakan sepenuhnya hukum Taurat. Kejadian 17:14 adalah tentang hukum sunat dalam Taurat.

Yesus mengajarkan kalau mendapat rejeki dibagi sama rasa sama rata

Lukas 22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, katanya: “Inilah tubuhku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan aku.”

Yesus melarang memanggil dirinya Tuhan

Matius 7:21-23 Bukan setiap orang yang berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapaku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Ayat di atas sangat JELAS, bahwa Yesus menolak di panggil sebagai Tuhan.

Yesus mengatakan dirinya utusan Allah

Yohanes 7:16 Jawab Yesus kepada mereka: “Ajaranku tidak berasal dari diriku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus aku.

Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Yohanes 5:30 Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri; aku menghakimi sesuai dengan apa yang sku dengar, dan penghakimanku adil, sebab aku tidak menuruti kehendakku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku.

Yohanes 5:37 Bapa yang mengutus aku, Dialah yang bersaksi tentang aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat,

Yohanes 7:33 Maka kata Yesus: "Tinggal sedikit waktu saja aku ada bersama kamu dan sesudah itu aku akan pergi kepada Dia yang telah mengutus aku.

Yohanes 8:26 Banyak yang harus kukatakan dan kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus aku, adalah benar, dan apa yang kudengar dari pada-Nya, itu yang kukatakan kepada dunia."

Yohanes 12:44 Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepadaku, ia bukan percaya kepadaku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus aku;

Masih banyak lagi ayat-ayat yang menyatakan bahwa Yesus adalah seorang utusan (utusan = nabi). Tapi tidak pernah ada ayat yang menyatakan bahwa Yesus berkata ”Aku-lah Yesus, Tuhanmu, sembahlah aku” TIDAK PERNAH ADA AYAT SEPERTI ITU.

Yesus memerintah untuk mengajarkan ajarannya

Matius 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintah-kan kepadamu.

Orang-orang yang memanggil Yesus Kristus/Mesias/Juruselamat adalah penyesat

Matius 24:4-5 Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah (yesus-lah) Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.

Yesus mengisyaratkan bahwa ajarannya akan diruntuhkan

Matius 24:2-5 Ia berkata kepada mereka: “Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.” Kata mereka: “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatanganmu dan tanda kesudahan dunia?” Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.

Markus 13:2 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan."

Lukas 21:6 "Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

Maka sesungguhnya ajaran Yesus (Nabi Isa as) adalah hanya menyembah pada Allah SWT. Ajaran Yesus adalah ajaran yang Tauhid sama seperti nabi-nabi yang telah Allah utus sebelumnya. Banyak ayat dalam Bibel yang mengatakan Yesus hanyalah seorang utusan. Bahkan Yesus menolak dengan tegas disebut sebagai Tuhan.

Yang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan menyuruh untuk menyembah Yesus adalah ayat-ayat yang ditulis oleh Paulus.

Semakin jelas bagi kita bahwa ayat-ayat dalam Bibel telah terkorupsi sedemikian rupa sehingga mustahil jika dijadikan pegangan dalam hidup. Sesungguhnya hanya Al-Qur’an saja Kitab yang berisi wahyu Allah yang terjaga dari pengurangan ataupun penambahan tangan-tangan manusia.

Agama Sebelum Rasulullah Diutus

Ayah nabi Muhammad SAW adalah Abdullah, artinya Hamba Allah. Siapakah Allah yang dimaksud ? Bukankan sebelum Nabi diutus, bangsa Arab belum mengenal Islam ? Nabi Muhammad SAW juga berdo'a di Gua Hira'. Berdo'a kepada siapakah beliau ? Apa agama nabi Muhammad SAW sebelum beliau diangkat menjadi Rasul ?

Orang Arab sesungguhnya telah mengenal Allah SWT jauh sebelum kelahiran nabi Muhammad SAW. Sebab Al-Quran sendiri yang menegaskan bahwa musyrikin Arab itu kenal betul bahwa tuhan mereka adalah Allah SWT. Dalam salah satu ayat Al-Quran digambarkan bagaimana pengakuan orang Arab jahiyah terhadap keberadaan Allah SWT.

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS Al-Ankabut: 61)
Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah." Katakanlah, "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami (nya). (QS Al-Ankabut: 23)

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah." Katakanlah, "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS Luqman: 25)

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab, "Allah." Katakanlah, "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudaratan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya? Katakanlah, "Cukuplah Allah bagiku." Kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri. (QS Az-Zumar: 38)

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan mereka," niscaya mereka menjawab, "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)? (QS Az-Zukhruf: 87)

Dari lima ayat Al-Quran di atas yang menceritakan keyakinan orang Arab musyrikin jahilyah, kita tahu bahwa mereka ternyata punya keyakinan tentang keberadaan Allah SWT. Bahkan bukan sekedar yakin atas keberadaan-Nya, mereka pun mengakui bahwa yang menciptakan langit dan bumi, memberikan rizki, menurunkan hujan, menundukkan matahari dan bulan adalah Allah SWT.

Lalu apa tugas nabi Muhammad SAW jika demikian?

Tugas beliau bukan mengenalkan keberadaan Allah SWT, sebab mereka sudah kenal Allah. Tigas beliau juga bukan untuk menerangkan bahwa Allah SWT adalah tuhan yang menciptakan langit dan bumi, sebab mereka sudah tahu. Tugas beliau adalah memastikan bahwa ketika mereka hanya menyembah Allah SWT saja yang Esa, tanpa adanya tuhan-tuhan lainnya yang disembah bersama-Nya. Sehingga motto dakwah beliau adalah: LAA ILAAHA ILLALLAH, yaitu tidak ada tuhan yang patut disembah dengan haq kecuali hanya Allah saja.

Walhasil, agama yang dibawa nabi Muhammad SAW memang mewajibkan penghancuran semua berhala, juga menafikan semua undang-undang, sistem, agama, ideologi dan peraturan yang bersumber dari selain Allah SWT. Seorang tidak dikatakan muslim sebelum dia mengakui tidak ada tuhan selain Allah, dan tidak ada hukum selain hukum yang Allah turunkan.

Adapun kenalnya orang Arab jahiliyah terhadap nama Allah SWT, karena dahulu ada nabi Ibrahim dan puteranya Ismail alaihimassalam di negeri itu. Bahkan mereka masih setia datang berhaji setiap tahun keliling baitullah. Mereka memang menyebut Ka'bah dengan istilah baitullah (rumah Allah). Bedanya, cara manasik haji mereka sudah jauh menyimpang. Misalnya, mereka thawaf keliling ka'bah dengan bersiul dan bertepuk sambil telanjang tanpa busana.

Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. (QS. Al-Anfal: 35)

Dalam Gua Hira

Di dalam gua Hira, Rasulullah SAW memang bukan berdoa dalam arti seperti kita sekarang ini. Sebab beliau memang belum mendapatkan penjelasan langsung dari Allah SWT tentang sosok-Nya. Juga belum ada tata aturan dalam cara beribadah dan berdoa kepada-Nya.

Sehingga yang beliau lakukan bukan berdoa, melainkan menyepi untuk melakukan tahannus. Beliau tentu tidak berkomat-kamit mengangkat tangan ke langit. Namun yang berliau lakukan adalah merenung, berpikir, melakukan evaluasi, serta berdialog dengan diri sendiri. Hingga kemudian Allah SWT berkenan berbicara kepada-Nya lewat perantaraan malaikat Jibril 'alaihissalam.

Namun perlu diketahui bahwa beliau sebagai orang Arab pun sudah tahu bahwa Allah SWT adalah tuhannya. Bahwa Allah SWT adalah tuhan yang menciptakan langit dan bumi, yang menurunkan hujan serta memberi rizki.

Kekurangan aqidah bangsa Arab jahiliyah ini bukan pada rububiyah-nya, melainkan pada uluhiyah-nya. Di mana mereka belum punya informasi apa pun tentang bagaimana bertauhid kepada Allah dan bagaimana cara beribadah kepada-Nya. Mereka baru sekedar tahu bahwa tuhan itu ada, namanya Allah dan Allah itu menciptakan mereka hingga memberi rizqi.

Kualitas mereka sedikit di bawah para ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) yang sudah kenal Allah dan juga mengenal adanya kitab-kitab suci yang turun dari langit yang berisi tata cara ibadah dan juga syariah. Mereka juga mengenal sistem kenabian yang berujud manusia yang mendapatkan wahyu dari langit sebagai hukum yang harus diterapkan.

Namun kesalahan fatal para ahli kitab itu ketika mereka tidak mau mengakui bahwa Allah SWT menjadikan Muhammad SAW sebagai Nabi dan ingkar kepada Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir. Kesalahan ini kemudian diperparah dengan sikap ambivalen mereka terhadap agama Islam. Bahkan pada akhirnya mereka malah memerangi dan hendak membunuh Rasulullah SAW.

Maka semua keyakinan mereka sebelumnya tentang Allah, kitab suci, para nabi dan hukum-hukum syariat yang turun kepada mereka, menjadi tidak ada gunanya lagi. Oleh Al-Quran, para ahli kitab ini diberi status sebagai orang kafir, meski mereka percaya keberadaan Allah, para nabi dan kitab-kitab suci. Hal itu karena mereka tidak mau mengakui Muhammad SAW sebagai nabi dan Al-Quran sebagai kitab suci.

Hanyalah neraka tempat bagi mereka yang tidak menjadikan Allah sebagai satu-satunya tuhan dan tidak mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

Ahmad Sarwat, Lc

Sumber : http://www.irenahandono.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=41&Itemid=2

Islam di Papua, Sejarah yang Terlupakan

Islam masuk lebih awal sebelum agama lainnya di Papua. Namun, banyak upaya pengaburan, seolah-olah, Papua adalah pulau Kristen. Bagaimana sejarahnya?

Upaya-upaya pengkaburan dan penghapusan sejarah dakwah Islam berlangsung dengan cara sistematis di seantero negeri ini. Setelah Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Maluku diklaim sebagai kawasan Kristen, dengan berbagai potensi menariknya, Papua merupakan jualan terlaris saat ini. Papua diklaim milik Kristen!

Ironis, karena hal itu mengaburkan fakta dan data sebenarnya di mana Islam telah hadir berperan nyata jauh sebelum kedatangan mereka (agama Kristen Missionaris). Berikut catatan Ali Atwa, wartawan Majalah Suara Hidayatullah dan juga penulis buku “Islam Atau Kristen Agama Orang Irian (Papua)” tentang Islam di Bumi Cenderawasih bagian pertama :

Menurut HJ. de Graaf, seorang ahli sejarah asal Belanda, Islam hadir di Asia Tenggara melalui tiga cara : Pertama, melalui dakwah oleh para pedagang Muslim dalam alur perdagangan yang damai; kedua, melalui dakwah para dai dan orang-orang suci yang datang dari India atau Arab yang sengaja ingin mengislamkan orang-orang kafir; dan ketiga, melalui kekuasan atau peperangan dengan negara-negara penyembah berhala.

Dari catatan-catatan yang ada menunjukkan bahwa kedatangan Islam di tanah Papua, sesungguhnya sudah sangat lama. Islam datang ke sana melalui jalur-jalur perdagangan sebagaimana di kawasan lain di nusantara.

Sayangnya hingga saat ini belum ditentukan secara persis kapan hal itu terjadi. Sejumlah seminar yang pernah digelar seperti di Aceh pada tahun 1994, termasuk yang dilangsungkan di ibukota provinsi Kabupaten Fakfak dan di Jayapura pada tahun 1997, belum menemukan kesepakatan itu. Namun yang pasti, jauh sebelum para misionaris menginjakkan kakinya di kawasan ini, berdasarkan data otentik yang diketemukan saat ini menunjukkan bahwa muballigh-muballigh Islam telah lebih dahulu berada di sana.

Aktivitas dakwah Islam di Papua merupakan bagian dari rangkaian panjang syiar Islam di Nusantara. Menurut kesimpulan yang ditarik di dalam sebuah seminar tentang masuknya Islam ke Indonesia, Medan 1963, Islam masuk ke Indonesia sudah sejak abad ke-7 dan ke-8 Masehi. Di mana daerah pertama yang didatangi oleh Islam adalah pesisir Utara Sumatera, dan setelah berkembangnya para pemeluk Islam, maka kerajaan Islam yang pertama di Indonesia ialah Kerajaaan Perlak, tahun 840, di Aceh.

Perkembangan agama Islam bertambah pesat pada masa Kerajaan Samudera Pasai, sehingga menjadi pusat kajian Agama Islam di Asia Tenggara. Saat itu dalam pengembangan pendidikan Islam mendapatkan dukungan dari pimpinan kerajaan, sultan, uleebalang, panglima sagi dan lain-lain. Setelah kerajaan Perlak, berturut-turut muncul Kerajaan Islam Samudera Pasai(1042), Kerajaan Islam Aceh(1025), Kerajaan Islam Benua Tamiah(1184), Kerajaan Islam Darussalam(1511).

Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa sebelum tahun 1416 Islam sudah masuk di Pulau Jawa. Penyiaran Islam pertama di tanah jawa dilakukan oleh Wali Songo (Wali Sembilan). Yang terkenal sebagai orang yang mula-mula memasukkan Islam ke Jawa ialah Maulana Malik Ibrahim yang meninggal tahun 1419. Ketika Portugis mendaratkan kakinya di pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1526, Islam sudah berpengaruh di sini yang dipimpin oleh Falatehan. Putera Falatehan, Hasanuddin, pada tahun 1552 oleh ayahnya diserahi memimpin Banten.

Di bawah pemerintahannya agama Islam terus berkembang. Dari Banten menjalar ke Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu. Juga di pulau Madura agama Islam berkembang.

Sejak Kerajaan Majapahit

Seorang Guru Besar Bidang Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Dr. Moehammad Habib Mustofo, yang sekaligus Ketua Asosiasi Ahli Epigrafi Indonesia (AAEI) Jawa Timur menjelaskan bahwa dakwah Islam sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Apalagi dengan diketemukanya data artefak yang waktunya terentang antara 1368-1611M yang membuktikan adanya komunitas Muslim di sekitar Pusat Keraton Majapahit, di Troloyo, yakni sebuah daerah bagian selatan Pusat Keraton Majapahit yang waktu itu terdapat di Trowulan.

Kajian leh L.C. Damais dan de Casparis dari sudut paleografi membuktikan telah terjadi saling pengaruh antara dua kebudayaan yang berbeda (yakni antara Hindu-Budha-Islam) pada awal perkembangan Islam di Jawa Timur. Data-data tersebut menjelaskan bahwa sesungguhnya dakwah Islam sudah terjadi terjadi jauh sebelum keruntuhan total kerajaan Majapahit yakni tahun 1527M. Dengan kata lain, ketika kerajaan Majapahit berada di puncak kejayaannya, syiar Islam juga terus menggeliat melalui jalur-jalur perdagangan di daerah-daerah yang menjadi kekuasaan Majapahit di delapan mandala (meliputi seluruh nusantara) hingga Malaysia, Brunei Darussalam, dan di seluruh kepulauan Papua.

Masa antara abad XIV-XV memiliki arti penting dalam sejarah kebudayaan Nusantara. Pada saat itu ditandai hegemoni Majapahit sebagai Kerajaan Hindu-Budha mulai pudar. Sezaman dengan itu, muncul jaman baru yang ditandai penyebaran Islam melalui jalan perdagangan Nusantara.

Melalui jalur damai perdagangan itulah, Islam kemudian semakin dikenal di tengah masyarakat Papua. Kala itu penyebaran Islam masih relatif terbatas di kota-kota pelabuhan. Para pedagang dan ulama menjadi guru-guru yang sangat besar pengaruhnya di tempat-tempat baru.

Sebagai kerajaan tangguh masa itu, kekuasaan Kerajaan Majapahit meliputi seluruh wilayah Nusantara, termasuk Papua. Beberapa daerah di kawasan tersebut bahkan disebut-sebut dalam kitab Negarakertagama, sebagai wilayah yurisdiksinya. Keterangan mengenai hal itu antara disebutkan sebagai berikut:

"Muwah tang i Gurun sanusanusa mangaram ri Lombok Mirah lawan tikang i Saksakadi nikalun kahaiyan kabeh nuwati tanah i bantayan pramuka Bantayan len luwuk teken Udamakatrayadhi nikang sanusapupul".

"Ikang sakasanusasanusa Makasar Butun Banggawai Kuni Ggaliyao mwang i [ng] Salaya Sumba Solot Muar muwah tigang i Wandan Ambwan Athawa maloko Ewanin ri Sran ini Timur ning angeka nusatutur".

Dari keterangan yang diperoleh dalam kitab klasik itu, menurut sejumlah ahli bahasa yang dimaksud "Ewanin" adalah nama lain untuk daerah " Onin" dan "Sran" adalah nama lain untuk "Kowiai". Semua tempat itu berada di Kaimana, Fak-Fak. Dari data tersebut menjelaskan bahwa pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk wilayah kekuasaan Majapahit.

Menurut Thomas W. Arnold : "The Preaching of Islam”, setelah kerajaan Majapahit runtuh, dikalahkan oleh kerajaan Islam Demak, pemegang kekuasan berukutnya adalah Demak Islam. Dapat dikatakan sejak zaman baru itu, pengaruh kerajaan Islam Demak juga menyebar ke Papua, baik langsung maupun tidak.

Dari sumber-sumber Barat diperoleh catatan bahwa pada abad ke XVI sejumlah daerah di Papua bagian barat, yakni wilayah-wilayah Waigeo, Missool, Waigama, dan Salawati, tunduk kepada kekuasaan Sultan Bacan di Maluku.

Catatan serupa tertuang dalam sebuah buku yang dikeluarkan oleh Periplus Edition, di buku “Irian Jaya”, hal 20 sebuah wadah sosial milik misionaris menyebutkan tentang daerah yang terpengaruh Islam. Dalam kitab Negarakertagama, di abad ke 14 di sana ditulis tentang kekuasaan kerajaan Majapahit di Jawa Timur, di mana di sana disebutkan dua wilayah di Irian yakni Onin dan Seran.

Bahkan lebih lanjut dijelaskan: Namun demikian armada-armada perdagangan yang berdatangan dari Maluku dan barangkali dari pulau Jawa di sebelah barat kawasan ini, telah memiliki pengaruh jauh sebelumnya.

....Pengaruh ras austronesia dapat dilihat dari kepemimpinan raja di antara keempat suku, yang boleh jadi diadaptasi dari Kesultanan Ternate, Tidore dan Jailolo. Dengan politik kontrol yang ketat di bidang perdagangan pengaruh kekuasaan Kesultanan Ternate di temukan di raja Ampat, di Sorong dan di seputar Fakfak dan diwilayah Kaimana

Sumber cerita rakyat mengisahkan bahwa daerah Biak Numfor telah menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Sultan Tidore sejak abad ke-XV. Sejumlah tokoh lokal, bahkan diangkat oleh Sultan Tidore menjadi pemimpin-pemimpin di Biak. Mereka diberi berbagai macam gelar, yang merupakan jabatan suatu daerah. Sejumlah nama jabatan itu sekarang ini dapat ditemui dalam bentuk marga/fam penduduk Biak Numfor.

Kedatangan Orang Islam Pertama

Berdasarkan keterangan di atas jelaslah bahwa, masuknya Islam ke Papua, tidak bisa dilepaskan dengan jalur dan hubungan daerah ini dengan daerah lain di Indonesia. Selain faktor pengaruh kekuasaan Kerajaan Majapahit, masuknya Islam ke kawasan ini adalah lewat Maluku, di mana pada masa itu terdapat kerajaan Islam berpengaruh di kawasan Indonesia Timur, yakni kerajaan Bacan.

Bahkan keberadaan Islam Bacan di Maluku sejak tahun 1520 M dan telah menguasai beberapa daerah di Papua pada abad XVI telah tercatat dalam sejarah. Sejumlah daerah seperti Waigeo, Misool, Waigama dan Salawati pada abad XVI telah mendapat pengaruh dari ajaran Islam. Melalui pengaruh Sultan Bacan inilah maka sejumlah pemuka masyarakat di pulau-pulau tadi memeluk agama Islam, khususnya yang di wilayah pesisir. Sementara yang dipedalaman masih tetap menganut faham animisme.

Thomas Arnold yang seorang orientalis berkebangsaan Inggris memberi catatan kaki dalam kaitannya dengan wilayah Islam tersebut: “…beberapa suku Papua di pulau Gebi antara Waigyu dan Halmahera telah diislamkan oleh kaum pendatang dari Maluku"

Tentang masuk dan berkembangnya syi'ar Islam di daerah Papua, lebih lanjut Arnold menjelaskan: “Di Irian sendiri, hanya sedikit penduduk yang memeluk Islam. Agama ini pertama kali dibawa masuk ke pesisir barat [mungkin semenanjung Onin] oleh para pedagang Muslim yang berusaha sambil berdakwah di kalangan penduduk, dan itu terjadi sejak tahun 1606. Tetapi nampaknya kemajuannya berjalan sangat lambat selama berabad-abad kemudian..."

Bila ditinjau dari laporan Arnold tersebut, maka berarti masuknya Islam ke daerah Papua terjadi pada awal abad ke XVII, atau dua abad lebih awal dari masuknya agama Kristen Protestan yang masuk pertama kali di daerah Manokwari pada tahun 1855, yaitu ketika dua orang missionaris Jerman bernama C.W. Ottow dan G.J. Geissler mendarat dan kemudian menjadi pelopor kegiatan missionaris di sana.

Dalam buku "Nieuw Guinea" W.C. Klein menceritakan sebagai berikut : "de Heer Pieterz maakte on 1664 eenwreks naar Onin. Indie raiswaren ook een aantal mensen uitSoematera, Waarin de Heer Abdul Ghafur betrokken is" (Tuan Pieterz pada tahun 1664 melakukan perjalanan ke Onin di mana ikut serta beberapa orang dari Sumatera, termasuk Abdul Ghafur)

Bahkan bila ditelusuri dari catatan pewaris kesultanan Islam di kawasan ini, dapat diketahui bahwa kedatangan Agama Islam sebenarnya lebih tua lagi.

Silmy sumber : Ali Atwa, penulis buku “Islam Atau Kristen Agama Orang Irian (Papua).”

www.hidayatullah.com

Sumber : http://www.irenahandono.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=42&Itemid=2